Rosan menjelaskan Lotte Chemical telah menyelesaikan pembangunan fasilitas industri kimia terintegrasi dan berencana meresmikan proyeknya pada 6 November 2025, yang akan dihadiri langsung oleh chairman perusahaan asal Korea Selatan tersebut.
Pernyataan itu disampaikan Rosan usai mendampingi Presiden Prabowo Subianto dalam pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri (PM) Selandia Baru Christopher Luxon di sela Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) APEC 2025, Jumat (31/10/2025).
“Lotte Chemical nanti saya juga bertemu, karena mereka menyelesaikan investasi dengan nilainya US$4 miliar. Rencananya pada tanggal 6 ini chairmannya akan datang ke Indonesia,” ujar Rosan.
Dalam proses tersebut, Lotte Chemical membuka peluang bagi Danantara untuk ikut berinvestasi dalam struktur kepemilikan perusahaan. Tawaran tersebut, kata Rosan, saat ini sedang dalam tahap evaluasi mendalam.
“Mereka menawarkan 35%, tapi ya kita sedang mulai kaji karena ini produk yang sangat baik dan proyek juga sudah selesai. Risikonya juga lebih terukur. Kita bisa lihat potensi-potensi ke depannya. Sekarang saya perintahkan untuk segera mengkaji penawaran dari Lotte ini,” jelasnya.
Lebih lanjut, Rosan mengatakan bahwa partisipasi Danantara kemungkinan akan dilakukan melalui investasi langsung, bukan lewat badan usaha milik negara (BUMN).
“Kita kaji ya, mungkin kita dari investasi langsung, tidak melalui BUMN,” ungkapnya.
Terkait kebutuhan modal untuk kepemilikan saham sebesar 35% tersebut, Rosan menuturkan bahwa pemerintah tengah meninjau struktur pembiayaan proyek yang terdiri dari komponen ekuitas dan pinjaman (debt).
“Kita lagi lihat. Dari total US$4 miliar itu ada equity dan ada debt. Memang ekuitinya mereka itu kurang lebih US$1,7 miliar, nanti kita lihat,” tandas Rosan.
Proyek Lotte Chemical Indonesia New Ethylene Project (LINE Project) di Cilegon merupakan salah satu investasi petrokimia terbesar di Asia Tenggara, yang diproyeksikan memperkuat industri bahan baku kimia nasional dan mengurangi ketergantungan impor.
Langkah Danantara untuk masuk ke proyek ini dinilai sejalan dengan strategi hilirisasi industri yang menjadi prioritas utama pemerintahan Presiden Prabowo, serta menjadi wujud konkret sinergi antara investor global dan dana investasi nasional dalam membangun sektor industri bernilai tambah tinggi.
Sumber Bisnis, edit koranbumn
















