Managing Director Danantara Asset Management Febriany Eddy mengatakan bahwa rencana itu telah memasuki tahap final. Namun demikian, Danantara masih menghitung besaran modal kerja yang akan mengalir ke Krakatau Steel.
Krakatau Steel diketahui meminta suntikan modal kerja senilai US$500 juta atau setara dengan Rp8,3 triliun kepada Danantara. Dana itu bertujuan mempercepat restrukturisasi utang serta pemulihan bisnis perseroan.
“Dalam waktu dekat ini sudah tahap final. Jadi, kami akan memberikan modal kerja untuk operasi inti bajanya,” ucapnya di Jakarta, Jumat (14/11/2025).
Febriany menyatakan dukungan modal kerja ini ditempuh karena kondisi keuangan Krakatau Steel dianggap belum optimal, meski emiten BUMN ini memiliki sejumlah keunggulan kompetitif di industri baja nasional.
Krakatau Steel disebut memiliki potensi besar berkat kawasan industri perseroan yang dilengkapi akses tol, jalur kereta, dan deep sea port dengan kapasitas angkut mencapai 200.000 deadweight tonnage (DWT).
“Semua faktor yang membuat lokasi ini strategis sudah tersedia. Nah, kawasan industri akan lebih optimal jika tenant-nya tepat. Jadi, kami ingin menghidupkan dan menjayakan kembali Krakatau Steel,” ucap Febriany.
Sebelumnya, Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Krakatau Steel Daniel Fitzgerald Liman menyatakan pengajuan bantuan modal ke Danantara telah dilakukan sejak Juni 2025 dan diharapkan terealisasi sebelum akhir tahun.
Bantuan modal kerja diperlukan untuk menyelamatkan operasional sekaligus memenuhi kebutuhan bahan baku bagi keberlanjutan industri baja.
“Harapan kami dana segar ini segera cair sebelum Desember 2025, sehingga pada tahun depan kami bisa meningkatkan produktivitas pabrik,” ujar Daniel dalam rapat bersama Komisi VI DPR RI, Selasa (30/9/2025).
Perihal kinerja keuangan, KRAS tercatat membukukan pendapatan usaha sebesar US$706,08 juta. Jumlah itu meningkat 7,39% secara tahunan (year on year/YoY) dari raihan sebelumnya yakni US$657,52 juta.
Pendapatan emiten baja pelat merah ini dikontribusikan oleh produk baja senilai US$570, 36 juta, diikuti segmen sarana infrastruktur sebesar US$171,57 juta, serta segmen rekayasa dan konstruksi senilai US$11,86 juta. Total pendapatan usaha ini kemudian dikurangi biaya eliminasi sebesar US$47,72 juta.
Namun, beban pokok penjualan KRAS meningkat 10,07% YoY menjadi US$652,97. Hal ini membuat kotor perseroan turun 17,38% ke US$53,12 juta.
Meski margin kotor menipis, efisiensi dan perbaikan struktur keuangan membuat perseroan mampu membalikkan kerugian menjadi laba. Salah satunya didorong oleh pos laba atas penyelesaian kewajiban dipercepat dengan keringanan atas utang restrukturisasi yang mencapai US$156,74 juta.
Hal tersebut membuat Krakatau Steel mampu mencatat kinerja positif hingga kuartal III/2025 dengan meraih laba bersih US$22,17 juta. Capaian ini berbalik dari posisi rugi US$185,22 juta pada periode yang sama tahun lalu.
Di sisi lain, Danantara juga baru saja menggulirkan modal kepada PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. (GIAA) senilai Rp23,67 triliun melalui private placement. Dana itu terdiri atas setoran modal tunai senilai Rp17,02 triliun dan konversi utang pinjaman pemegang saham sebesar Rp6,65 triliun.
Sumber Bisnis, edit koranbumn















