PT Pertamina (Persero) membeberkan sejumlah langkah perampingan dan konsolidasi anak usaha yang dilakukan sepanjang 2025. Direktur Transformasi dan Keberlanjutan Bisnis Pertamina Agung Wicaksono menjelaskan, langkah ini dilakukan sebagai bagian dari streamlining BUMN di bawah koordinasi Danantara.
“Di tahun 2025 ini telah dan sedang dilakukan langkah-langkah streamlining dalam kawalan Danantara,” ujar Agung dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi VI DPR RI pada Kamis (20/11/2025).
Agung menjelaskan, langkah utama yang saat ini sedang dikerjakan adalah integrasi besar di bisnis hilir. Tiga sektor yang selama ini beroperasi secara terpisah—commercial and trading, refinery dan petrochemical (kilang), serta logistik di sektor marine dan perkapalan—kini tengah digabungkan untuk menciptakan struktur operasional yang lebih ramping.
Proses penggabungan tersebut sedang difinalisasi secara internal untuk mendapatkan persetujuan berjenjang, termasuk pembahasan dengan dewan komisaris. Pertamina menargetkan integrasi ini dapat go live pada 2026.
“Siang hari ini kami akan melanjutkan pembahasan dengan dewan komisarisuntuk mendapatkan persetujuan atas detail teknis yang dilakukandengan target persiapan go live-nya di tahun 2026,” tuturnya.
Selain sektor hilir, Agung menuturkan bahwa perusahaan juga menjalankan konsolidasi terhadap empat sektor anak usaha yang berada di bawah kajian Danantara.
Di sektor rumah sakit, Pertamina Bina Medica IHC tengah melalui rangkaian tahapan transaksi setelah kajian diselesaikan. “Pertamina Bina Medica IHCyang dengan kajian yang dilakukan oleh Danantara sedang dilakukan berbagai tahapan prosesuntuk dilakukan rangkaian transaksi di tahun 2025 ini,” tuturnya.
Pada sektor perhotelan, Pertamina melalui PT Patrajasa yang memiliki sembilan unit hotel, juga sedang menyiapkan implementasi konsolidasi berdasarkan kajian yang dipimpin Hotel Indonesia Natour (HIN).
Konsolidasi juga dilakukan terhadap Pelita Air Service (PAS), maskapai penerbangan milik Pertamina. “Saat ini sesuai dengan arahan Danantara dilakukan kajian yang dikoordiner oleh Garuda Indonesiauntuk menentukan langkah terbaik untuk konsolidasi ini,” jelasnya.
Terakhir, pada sektor asuransi, Pertamina terlibat dalam proses konsolidasi perusahaan-perusahaan asuransi BUMN yang kini dikoordinasikan oleh Indonesia Financial Group (IFG). “Secara bertahap, ini bukan hanya Pertamina tapi banyak sekali berbagai perusahaan asuransi di ekosistem BUMN yang akan dikonsolidisikan,” tandasnya.
Sumber Tirto.id, edit koranbumn














