“Kami masih dalam pembicaraan dengan pemegang saham, yaitu Danantara dan Pertamina. Sekarang ini kami sedang menjalankan kajian dan melihat beberapa opsi untuk hal itu,” ujarnya dalam paparan publik, Kamis (27/11/2025).
Dalam perkembangan lain, Pj Corporate Secretary Pelita Air Patria Rhamadonna menyampaikan bahwa perseroan akan mengikuti sepenuhnya keputusan Danantara Indonesia selaku pemegang saham perusahaan pelat merah.
Dia menjelaskan pembahasan penggabungan Pelita Air dan Garuda masih berlangsung di internal Danantara. Menurutnya, setiap langkah konsolidasi yang digodok pemerintah dan holding bertujuan menjaga kepentingan nasional.
“Apapun itu kami percaya bahwa keputusan itu diambil untuk kepentingan bangsa. Sekarang sih masih intens dibicarakan,” ujarnya, Rabu (26/11/2025).
Sementara itu, Danantara Indonesia memastikan rencana merger antara Garuda Indonesia dengan Pelita Air akan terus berjalan meski ada penolakan.
Chief Operating Officer (COO) Danantara Indonesia, Dony Oskaria, menyatakan bahwa peleburan maskapai pelat merah harus terjadi. Pasalnya, rencana itu seturut dengan peta jalan atau roadmap pengembangan BUMN ke depan.
“Memang di dalam roadmap BUMN ke depan, kami tidak mau lagi banyak perusahaan yang tersebar-sebar di dalam satu industri,” tuturnya saat ditemui awak media pada pertengahan September 2025.
Menurutnya, peleburan antarperusahaan pelat merah tidak hanya menyasar industri penerbangan tetapi juga sektor konstruksi dan asuransi.
Untuk diketahui, dalam 22 program kerja hingga akhir tahun ini, Danantara akan merestrukturisasi empat sektor utama BUMN yang mencakup maskapai penerbangan, manufaktur baja, proyek kereta api cepat dan asuransi.
“Sebetulnya roadmap yang dibangun itu demikian, tetapi di dalam perjalanannya tentu ada pro dan kontra. Namun, setiap masukan itu bagus untuk kami jadikan sebagai persiapan yang diperlukan di dalam proses penyempurnaan,” ucap Dony.
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.
Sumber Bisnis, edit koranbumn














