Dalam paparan yang disampaikan Hery, Nusantara Blue diperkaya dengan palet biru sekunder untuk merefleksikan nilai-nilai progresif dan customercentric. Kombinasi Biru dan Putih akan diterapkan untuk menciptakan estetika yang tenang, kontemporer, dan secara tegas mencerminkan identitas BRI.
“Inilah logo BRI, sekarang Bank Rakyat Indonesia,” kata Hery dalam Launching BRI Corporate Rebranding di Jakarta Selatan, Selasa (16/12/2025).
Selain menampilkan warna baru, BRI dalam logo terbarunya menampilkan identitas “Bank Rakyat Indonesia”. Penegasan ini dihadirkan untuk menjaga kedekatan historis BRI dengan masyarakat, sekaligus menegaskan kembali akar kerakyatannya, bahwa di balik modernisasi yang dijalankan, BRI tetap merupakan bank yang lahir dan tumbuh bersama rakyat.
Adapun, penyelarasan arsitektur brand turut diterapkan pada seluruh lini di bawah ekosistem BRI Group, mulai dari corporate, subsidiaries, lending, produk retail, transaction banking, investment dan insurance, hingga wealth management dan channel transaction. Seluruhnya kini membawa identitas baru BRI yang lebih seragam, modern, dan mudah dikenali.
Kinerja BBRI
Dari sisi kinerja, hingga akhir kuartal III/2025 BRI membukukan laba bersih tahun berjalan konsolidasi sebesar Rp41,23 triliun.
Nilai tersebut terdiri dari laba bersih periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik sebesar Rp40,78 triliun dan kepentingan non-pengendali senilai Rp453,43 miliar.
Sebagai perbandingan, pada periode yang sama tahun sebelumnya, bank spesialis kredit wong cilik itu mencatatkan laba bersih konsolidasi sebesar Rp45,36 triliun.
Dilansir dari laporan keuangan yang rilis pada Harian Bisnis Indonesia edisi Kamis (30/10/2025), raihan laba BRI didorong oleh kenaikan pendapatan bunga dan pertumbuhan kredit yang masih solid. Pendapatan bunga BRI tercatat Rp155,16 triliun, naik 3% dari Rp150,63 triliun pada kuartal III/2024.
Dari sisi penyaluran kredit, BRI mencatat pertumbuhan 6,26%, dari Rp1.353,36 triliun pada kuartal III/2024 menjadi Rp1.438,11 triliun pada kuartal III/2025.
Adapun, cadangan kerugian penurunan nilai aset keuangan (CKPN) juga meningkat tipis 0,86% menjadi Rp80,74 triliun, dari Rp80,05 triliun setahun sebelumnya.
Sementara itu, Dana Pihak Ketiga (DPK) naik 8,24% menjadi Rp1.474,78 triliun, dari Rp1.362,41 triliun pada periode yang sama tahun lalu. Dana murah alias CASA juga meningkat kuat 14,11% menjadi Rp997,62 triliun dengan rasio 67,65%, dari Rp874,23 triliun per September 2024.
Aset BRI pun tumbuh 8,23% menjadi Rp2.123,45 triliun per September 2025, dari Rp1.961,91 triliun pada akhir kuartal III/2024.
Sumber Bisnis, edit koranbumn














