Danantara bersama BUMN Karya mulai membangun hunian sementara (huntara) bagi masyarakat terdampak banjir di Kabupaten Aceh Tamiang, Provinsi Aceh. Proyek ini berlokasi di Jalan Raya Banda Aceh-Medan, Kecamatan Karang Baru.
Tujuh BUMN Karya ikut andil pada pembangunan ini, seperti Hutama Karya, Waskita Karya, Adhi Karya, PTPP, WIKA, Nindya Karya, dan Brantas Abipraya.
Direktur Operasi II Hutama Karya sekaligus Leader BUMN Karya Gunadi mengatakan, pembangunan huntara ini merupakan bagian dari inisiasi Danantara yang menargetkan total 600 unit hunian sementara untuk warga yang rumahnya rusak berat dan tidak dapat dihuni kembali akibat banjir.
“Dari total 600 unit huntara, sebanyak 200 unit kami targetkan selesai hingga akhir tahun ini, sedangkan 400 unit sisanya akan dirampungkan pada Januari mendatang,” ujar Gunadi kepada Beritasatu.com pada Sabtu (27/12/2025).
Gunadi menjelaskan, setiap unit huntara dibangun dengan ukuran 4,5 meter x 4,5 meter atau seluas 20,25 meter persegi. Selain bangunan utama untuk tempat tinggal, kawasan ini juga dilengkapi fasilitas umum yang dibangun terpisah, seperti dapur bersama, musala, serta fasilitas mandi, cuci, kakus (MCK).
“Konsepnya bangunan hunian dan fasilitas basah kami pisahkan. Total disiapkan 120 toilet dan 120 kamar mandi, dengan rasio satu unit MCK untuk setiap lima unit hunian,” jelasnya.
Lahan yang digunakan untuk pembangunan huntara ini memiliki luas sekitar tujuh hektare dan merupakan aset milik Perkebunan Nusantara. Karena bersifat hunian sementara, lahan tersebut telah melalui proses pembersihan dan dapat digunakan untuk pendirian bangunan.
Menurut Gunadi, lokasi huntara berada sekitar sembilan kilometer dari titik sungai terdekat atau titik tengah jembatan menuju lokasi. Dari sisi keamanan, kawasan ini dinilai aman dari ancaman banjir susulan.
“Jika melihat elevasi air banjir sebelumnya, di lokasi huntara ini ketinggian air masih berada sekitar dua meter di bawah level jalan,” ucap dia.
Huntara ini disiapkan sebagai lokasi evakuasi sementara bagi masyarakat terdampak banjir, khususnya warga yang rumahnya tidak memungkinkan untuk dihuni kembali dalam waktu dekat.
Untuk mendukung kenyamanan penghuni, berbagai fasilitas pendukung juga disiapkan. Gunadi menyebutkan, PLN akan menyediakan sambungan listrik lengkap dengan meteran secara gratis untuk seluruh unit huntara.
Selain itu, pasokan air bersih disediakan melalui sumur bor yang dilengkapi sistem penyaringan. “Air dari sumur bor dipasang filter sehingga kualitasnya baik dan layak digunakan, baik untuk kebutuhan MCK maupun kebutuhan sehari-hari lainnya,” ujarnya.
Pendanaan proyek huntara ini berasal dari dana tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) Himpunan Bank Milik Negara (Himbara), dengan memanfaatkan lahan milik PTPN.
“Harapannya, ketika seluruh bangunan selesai, kawasan huntara ini dapat menampung sekitar 600 kepala keluarga atau setara 2.400 hingga 3.000 jiwa,” tutur Gunadi.
Gunadi menambahkan, hingga hari keempat pelaksanaan pekerjaan pada Sabtu (27/12/2025) pagi, jumlah tenaga kerja yang terlibat mencapai sekitar 650 orang dan akan meningkat menjadi 850 orang pada siang hari guna mempercepat penyelesaian proyek.
Sumber Berita Satu, edit koranbumn
















