• Tentang Kami
  • Advertise
  • Careers
  • Contact
Senin, 9 Juni 2025
  • Login
No Result
View All Result
Koran BUMN
Advertisement
  • Home
  • Berita
  • Korporasi
  • Anak Perusahaan
  • Kinerja & Investasi
  • TJSL – PKBL – CSR
  • Pelatihan
  • Toko PKBL
  • Home
  • Berita
  • Korporasi
  • Anak Perusahaan
  • Kinerja & Investasi
  • TJSL – PKBL – CSR
  • Pelatihan
  • Toko PKBL
No Result
View All Result
Koran BUMN
No Result
View All Result

Utang BUMN Terus Disorot, Apa Kata Rhenald Kasali?

by redaksi
28 Februari 2020
in Berita, Kinerja & Investasi
0
0
SHARES
3
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

RelatedPosts

Iduladha 1446 H, SIG Bagikan 237 Hewan Kurban Setara 21 Ton Daging di 20 Provinsi

KPBN Melaksanakan Sosialisasi ISO 37001:2016 Sistem Manajemen Anti Penyuapan

Idul Adha 1446 H, Holding BUMN Danareksa bersama BAZNAS Menyalurkan Hewan Kurban kepada 3.000 keluarga di Makassar

Utang BUMN terus disorot dan selalu menjadi bahasan publik. Sebenarnya sejauh mana sih, posisi utang BUMN saat ini? Bagaimana seharusnya melihat utang BUMN itu secara proporsional? Apakah ada manfaatnya?
Ini adalah pandangan Profesor  Rhenald Kasali, Guru Besar Universitas Indonesia, yang dikenal sebagai ‘guru manajemen’, yang kebetulan menjabat sebagai salah satu komisaris BUMN. Berikut penjelasannya:
Pertama, dulu sewaktu di masa-masa lalu, BUMN jarang investasi. Kondisi seperti itu disebut ‘lazy company’. Mengapa disebut lazy? Jawabnya karena CEO dan BUMN malas investasi. Kok malas? Ya pasti karena takut ambil utang untuk investasi, walaupun mampu.
Lihat saja pelabuhan-pelabuhan saat itu pakai kuli angkut sehingga kapal-kapal besar nggak ada yang merapat ke sini, dan harus dipecah-pecah di Singapura. Lalu mengeluhlah kita bahwa ongkos angkut kontainer 22 feet Jakarta-Banda Aceh lebih mahal daripada mengirim ukuran yang sama ke Hamburg.
Duit cuma disimpan di bank. Hanya mengeksploitasi aset yang sudah ada. Itu benar-benar lazy. Bahkan tak sedikit yg mau nyaman dan aman. Tantiem gede, tapi tak mewariskan alat produksi baru bagi next generation. Sebab, kalau investasi, kan tahun berikutnya profit perusahaan langsung drop, tantiem turun karena sudah ada biaya bunga, bayar cicilan, biaya penyusutan, dan lain-lain, sedangkan pendapatan baru akan naik 6-10 tahun ke depan.
Mana mau CEO lazy ambil utang? Makanya kita harus hati-hati membuat komentar jangan sampai men-discourage orang-orang yang menjalankan prinsip yang benar.
Apakah kita mau mundur lagi ke belakang? Membiarkan hanya eksploitasi aset yang sudah ada?
Eksplorasi-Eksploitasi
BUMN sebaiknya melakukan prinsip “Ambidexterous”: balancing antara eksploitasi dan eksplorasi. Jangan cuma hanya duduk manis jadi komisaris menikmati warisan dan bangunan serta investasi yang dilakukan pendahulu-pendahulu kita. Itu namanya eksploitasi. Keren sih gak ada utang, tapi gak ada warisan kebaikan buat penerus nanti. Itulah namanya eksplorasi: investasi-investasi baru yang hasilnya baru dinikmati 6-10 tahun ke depan.
Kedua, Mengapa harus berutang? Di kementerian BUMN itu ada kriterianya, dan ada banyak pilihannya. Tetapi berutang itu dalam terminologi investasi artinya kami me-leverage aset. Kalau kita aktif ikut rapat dewan komisaris, pasti tahu utang itu ada governance dan ada guidance-nya. Nggak seperti yang sering diberitakan seakan-akan bisa semaunya dan tanpa arah. Gak gitu kali ah.
Ini berbeda dengan utang sebagai perorangan untuk konsumsi. Jadi leverage aset untuk menciptakan alat produksi yang dinikmati anak cucu itu tidak jelek. Buat apa punya gunung emas kalau tak ada investasi? Lalu kalau mau diambil dan dimanfaatkan emasnya, mau pakai apa kalau bukan meleverage aset (emas) itu?
Ketiga, utang BUMN kok besar? Jangan lupa di antara BUMN itu ada 4 bank besar yang sudah memberi manfaat besar. Dan kalau kita mendalami bank, maka di sisi kiri neracanya ada aset dan di kanan (sama dengan modal sendiri dan utang). Nah, bank itu karakter bisnisnya memang 90% utang, dan modal sendiri paling cuma 10% atau kurang.
Mau dia BNI atau Citibank, ya begitu karakter bisnisnya. Jadi kalau portofolio aset perbankan tambah besar dalam BUMN kita, ya otomatis “utangnya” besar. Wong bisnisnya titip-menitip uang.
Misi Negara
Jadi, memang bicara utang BUMN ini kudu hati-hati. Kalau nggak, nanti kita kembali jadikan BUMN kita “lazy company” seperti dulu lagi. Sekarang, karena dengan utang (menerbitkan obligasi, dll) kita bisa punya dan bangun pelabuhan-pelabuhan baru, jalan tol yang lebih dirasakan manfaatnya, bandara-bandara yang lebih bagus, dan seterusnya. Kalau nggak mau utang, baiknya disebutkan juga konsekuensinya dong.Jangan sepotong-sepotong menjelaskannya.
Saya justru mengkritik keras CEO dan komisaris BUMN yang lazy. Maaf, jangan kita sembunyikan hal-hal yang seperti ini. Nggak berani utang untuk kebaikan kelihatan populis.
BUMN itu dalam UU-nya disebut menjalankan misi negara. Jadi, adakalanya kita harus kalahkan profit demi menjalankan misi negara.
Kami misalnya ditugaskan operasikan dan investasi bandara di Jember, Silangit dan Sibolga yang secara perusahaan pasti rugi. Investasi perpanjangan landasan dan bangun terminal yang nyaman buat rakyat itu mahal dan tak sesuai dengan hitung-hitungan untung ruginya. Tetapi karena “negara” memerintahkan untuk pelayanan publik, kami tak ada kata tak siap.
Pokoknya siap. Pertamina menurut saya juga begitu. Masa mau nolak kalau harga gas gak boleh naik? CEO tak bisa bilang bahwa rugi, maka tak mau. Wong itu punyanya negara kok. Jadi misi negara ya misi BUMN.
Lalu, namanya juga bisnis, bisa untung bisa buntung. Nggak selamanya juga harga bagus dan permintaan bagus. Hendaknya kita jangan bangun persepsi bahwa BUMN itu sakti maka dia selalu bisa untung.
Sumber Bisnis.com

Previous Post

Workshop 10 Agustus 2018 : Pengupahan, Penggunaan Tenaga Asing, Outsourcing, Perselisihan Hubungan Industri dan Sanksi Pidana

Next Post

Pelindo II Perbarui Sistem Digital Layanan Pelanggan dengan 6 Fitur

Related Posts

Semen Indonesia Tandatangani Kemitraan Bersama SBI dan Taiheiyo Cement Corp.
Berita

Iduladha 1446 H, SIG Bagikan 237 Hewan Kurban Setara 21 Ton Daging di 20 Provinsi

9 Juni 2025
KPBN Gelar Gowes Seduluran
Berita

KPBN Melaksanakan Sosialisasi ISO 37001:2016 Sistem Manajemen Anti Penyuapan

9 Juni 2025
Danareksa Research Institute Prediksi Neraca Dagang Juni 2020 akan Surplus US$ 1,47 Miliar
Berita

Idul Adha 1446 H, Holding BUMN Danareksa bersama BAZNAS Menyalurkan Hewan Kurban kepada 3.000 keluarga di Makassar

9 Juni 2025
Sejak Ditetapkan Status Pandemi Covid-19. BNI Life Rilis Klaim Digital Melonjak 219%
Anak Perusahaan

BNI Life Dukung Kegiatan Untuk Peningkatan Kualitas Hidup Dan Kesehatan Masyarakat

8 Juni 2025
PNM Telah Berikan Keringanan kepada 109.733 Debitur Terdampak Corona
Berita

PNM di Usia ke-26, Konsisten Menanamkan Nilai Pancasila dalam Setiap Langkah Pemberdayaan

8 Juni 2025
12 Putra-putri Papua Ikuti Program Induksi Perekrutan Pupuk Indonesia
Berita

Dirut Pupuk Indonesia Ungkap Peran Penting Pupuk Dukung Swasembada Pangan Nasional

8 Juni 2025
Next Post

Pelindo II Perbarui Sistem Digital Layanan Pelanggan dengan 6 Fitur

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Foto : Ifan Bima Foto : Ifan Bima Foto : Ifan Bima

Recommended

ITDC Sedang Memproduksi Film “Akad”

Idul Adha 1446 H, ITDC Salurkan Hewan Kurban di Tiga Kawasan Pariwisata

2 hari ago
SIER Rayakan Hari Jadi yang Ke 46

Hari Raya Idul Adha 1446 H, SIER Menyelenggarakan Pemotongan dan Distribusi Hewan Kurban

19 jam ago
Jasa Raharja Dukung Kegiatan Penanaman Pohon  “Satu Pohon Sejuta Manfaat”

Bersama Pemerintah dan Korlantas Polri, Jasa Raharja Siap Sukseskan Program Indonesia Menuju Zero Over Dimension and Over Load

1 hari ago
ITDC Sedang Memproduksi Film “Akad”

ITDC Fasilitasi Program Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa Kedokteran dan Ilmu Kesehatan di Kawasan The Mandalika

7 hari ago
Semen Indonesia Tandatangani Kemitraan Bersama SBI dan Taiheiyo Cement Corp.
Berita

Iduladha 1446 H, SIG Bagikan 237 Hewan Kurban Setara 21 Ton Daging di 20 Provinsi

by redaksi
9 Juni 2025
0

Pada momen Iduladha 1446 H ini, PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SIG) membagikan hewan kurban sebanyak 237 ekor yang tersebar...

Read more

BUMN Berbagi Kebahagiaan Idul Adha 1446 H : PAL , ASDP, ABIPRAYA, Kimia Farma, Jasa Tirta 2, PTPN 1, Krakatau Steel, KBN, KIM, BULOG, Semen Baturaja, KPBN, Bank Mandiri, Pelindo, Perindo, Petrokimia Gresik, IPCC, INKA, Sucofindo

9 Juni 2025
KPBN Gelar Gowes Seduluran

KPBN Melaksanakan Sosialisasi ISO 37001:2016 Sistem Manajemen Anti Penyuapan

9 Juni 2025
Danareksa Research Institute Prediksi Neraca Dagang Juni 2020 akan Surplus US$ 1,47 Miliar

Idul Adha 1446 H, Holding BUMN Danareksa bersama BAZNAS Menyalurkan Hewan Kurban kepada 3.000 keluarga di Makassar

9 Juni 2025
Sejak Ditetapkan Status Pandemi Covid-19. BNI Life Rilis Klaim Digital Melonjak 219%

BNI Life Dukung Kegiatan Untuk Peningkatan Kualitas Hidup Dan Kesehatan Masyarakat

8 Juni 2025
  • Tentang Kami
  • Advertise
  • Careers
  • Contact
Hotline T/WA : 0813 8084 1716

© 2020 KoranBUMN.

No Result
View All Result
  • Home
  • Berita
  • Korporasi
  • Anak Perusahaan
  • Kinerja & Investasi
  • TJSL – PKBL – CSR
  • Pelatihan
  • Toko PKBL

© 2020 KoranBUMN.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In