Target Kinerja IPC pada tahun 2018 yakni pendapatan usaha ditargetkan naik 11,02 persene menjadi 11,68 trilliun, EBITDA diharapkan naik sebesar 6,8 persen menjadi 4,11 trilliun, sementara EBITDA Margin ditargetkan tumbuh 1,1 persen menjadi 37,05 persen dan BOPO diharapkan dapat turun 1,6 persen menjadi 69,43. Untuk kinerja operasional throughput petikemas diharapkan naik menjadi 7,10 juta ton, kunjungan kapal ditargetkan naik menjadi 35 ribu unit dan arus penumpang diperkirakan turun 15,8 persen menjadi 511,7 ribu orang.
“ Keinginan pemerintah untuk menjadikan Pelabuhan Tanjung Priok sebagai transshipment port bukan sekedar angan angan. Kami telah menyiapkan roadmap yang mebuat IPC menuju World Class Port, dengan memperbaiki sistim pelayanan dan jasa pelabuhan , baik optimalisasi penggunaan sistem IT, operasional, fasilitas maupun infrastruktur. IPC berharap dengan dukungan dari pemerintah , perusahaan pelayaran dan pemilik kargo dapat mejadi pemicu hadirnya kapal-kapal besar untuk melakukan konsolidasi muatan Tanjung Priok sehingga dapat memenuhi harapan Pemerintah yaitu menjadikan Tanjung Priok sebagai pelabuhan transshipment yang diperhitungkan di kawasan Asia ,”ujar Elvyn G. Masassya selaku Direktur Utama IPC
Pembuatan CFS Center ditujukan untuk memberi pilihan dan kemudahan bagi pengguna jasa dalam bertransaksi serta transparansi dalam hal biaya yang dikeluarkan. Dengan integrasi tiga pusat konsolidasi kargo atau Container Freight Station (CFS) di Pelabuhan Tanjung Priok, IPC optimis bahwa volume penanganan container LCL akan terus meningkat karenas ejak dibuka pada 20 November 2017, volume transaksi mengalami lonjakan. Per 18 Januari 2018 , volume transaksi telah mencapai 5.564 transaksi atau 309 transaksi per hari. Sementara itu, saat memulai debut perdana di November , rata-rata transaksi per hari hanya 42 transaksi, diharapkan volume transaksi bakal mencapai sekitar 7.000 transaksi di akhir Januari 2018.
Integrasi CFS juga bakal diterapkan di pelabuhan lain yang masih dalam wilayah kerja IPC. CFS hadir agar proses pelayanan menjadi ringkas/sederhana sehingga menjadi efisien bagi pengguna jasa, dimana integrasi CFS mencakup manajemen data pelanggan, CFS booking Service, layanan nota, pembayaran elektronik, tracking kargo, dan customer care. Selain sistem CFS yang sudah berjalan online dan beroperasi 24/7, kedepannya sistem layanan CFS akan terus disempurnakan dan ditambah fitur baru seperti multi channel payment serta invoice langsung ke pilik barang/consignee.
Terkait pembangunan Terminal Petikemas Pelabuhan Tanjung Priok / New Priok Container Terminal One (NPCT1) berkapasitas 1,5 juta TEUs yang sudah diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada tanggal 13 September 2016 telah beroperasi secara penuh hingga pada Maret 2018 ini diharapkan dapat berhasil mencatatkan pelayanan 1 juta TEUs petikemas. Pembanguan Container Terminal 2 dan Container Terminal 3 juga terus dikerjakan dan diproyeksikan memiliki total area 72 Ha dengan kapasitas 3 juta TEUs/tahun, sedangkan untuk Produk Terminal 1 dan Produk Terminal 2 dengan total area 72 Ha nantinya akan mampu menampung kapasitas sebesar 10 juta m3/tahun.
Untuk pembangunan Terminal Kijing di Kalimantan Barat yang merupakan ekstensi dari Pelabuhan Pontianak sendiri direncanakan akan dikerjakan dengan 2 tahap serta dibagi menjadi empat terminal yakni Terminal Petikemas, Terminal Multipurpose, Terminal Curah Cair dan Terminal Curah Kering. Pelabuhan Kijing di proyeksikan akan menampung kapasitas hampir 1 juta TEUs petikemas, 8 juta ton CPO dan 15 juta ton curah kering.
Proyek Pembangunan Kanal CBL ( Cikarang Bekasi Laut ) merupakan upaya optimalisasi alur sungai dengan menggunakan kapal tongkang sebagai alternatif moda transportasi barang dan penghubung antara pelabuhan dengan area hinterland sehingga dapat mengurangi kongesti jalan di darat dan diharapkan berdampak pada efisiensi waktu dan biaya. Proyek ini dibangun dengan melalui tiga tahapan yaitu yang kedepannya akan dilengkapi dengan Terminal Petikemas dan Terminal Curah yang diharapkan selesai tahun 2012.
Pembangunan Pelabuhan Sorong di Papua Barat direncanakan untuk menjadi pelabuhan hub di Indonesia Timur sehingga arus tol laut yang ditargetkan hingga ke timur Indonesia dapat berjalan sesuai rencana. IPC berupaya untuk memulai pembangunan Tahap I Pelabuhan Sorong dengan proyeksi kapasitas 500.000 TEUs. Penandatangan kesepakatan pengembangan Sorong Terintegrasi antara IPC dengan PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) telah dilakukan serta berkoordinasi dengan Kementerian Perhubungan dalam Penyusunan Induk Pelabuha (ROP) Sorong Terintegrasi.
Untuk meningkatkan sinkronisasi dan sinergitas antar stakeholders terkait, IPC berencana untuk membangun Maritim Tower di Jakarta Utara yang akan menjadi pusat aktifitas seluruh stakeholder pelabuhan. Pembangunan Maritime Tower bertujuan untuk memudahkan komunikasi antar pihak.
“ Saat ini IPC tengah mengembangkan gagasan Pelabuhan Indonesia Incorporated dimana sebagai tahap awal akan dijajaki pelaksanaan cross ownership program yaitu menggabungkan beberapa anak perusahaan sejenis yang dimiliki PT Pelindo I – IV sehingga dapat memberi dampak pasar yang lebih luas serta mempunyai kesamaan standarisasi operasional maupun sistem dapat memberikan pelayanan jasa yang maksimal kepada para pengguna jasa pelabuhan,” tutup Elvyn.
PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) atau IPC sebagai operator pelabuhan terbesar di Indonesia mempunyai visi untuk menjadi pengelola pelabuhan kelas dunia yang unggul dalam operasional dan pelayanan. IPC memiliki 12 ( dua belas ) cabang pelabuhan yang tersebar di wilayah bagian barat Indonesia yakni Pelabuhan Tanjung Priok, Sunda Kelapa, Palembang, Pontianak, Teluk Bayur, Banten, Bengkulu, Panjang, Cirebon, Jambi, Pangkal Balam dan Tanjung Pandan
Selain itu, IPC memiliki 17 (tujuh belas) anak perusahaan dan perusahaan afiliasi yang terdiri atas PT Pelabuhan Tanjung Priok, PT Jakarta International Container Terminal, PT Pengembang Pelabuhan Indonesia, PT Indonesia Kendaraan Terminal, PT Energi Pelabuhan Indonesia, PT Integrasi Logistik Cipta Solusi, PT Jasa Peralatan Pelabuhan Indonesia, PT Pengerukan Indonesia, PT Electronic Data Interchange Indonesia, PT Terminal Petikemas Indonesia, PT Pendidikan Maritim dan Logistik Indonesia, PT IPC Terminal Petikemas, PT Rumah Sakit Pelabuhan, PT Multi Terminal Indonesia, PT Jasa Armada Indonesia, serta KSO TPK Koja, serta PT Pelabuhan Indonesia Investama.
Sumber Siaran Pers IPC
Editor : Erik (koranbumn01)