Direktur Utama GMF Aero Asia Tazar mengatakan penutupan penerbangan dari dan ke China dan menuju Arab Saudi justru membuat GMF mendapatkan peluang untuk penetrasi pasar. “Beberapa perawatan pesawat yang semula dipercayakan pada MRO di wilayah China perlu dilakukan perubahan rencana,” kata Tazar di Hanggar GMF Aero Asia, Jumat (6/3).
Tazar mengakui pada akhirnya perawatan pesawat di Indonesia menjadi tujuan utama. Khususnya untuk memenuhi kebutuhan perawatan pesawat yang pada dasarnya tidak bisa ditunda.
Dia menambahkan, salah satunya adalah dari lini bisnis Airframe Maintenance sebagai imbas positif di balik wabah vorus corona. “GMF mendapatkan tambahan permintaan perawatan airframe dari berbagai maskapai mancanegara,” tutur Tazar.
Dengan begitu, Tazar menilai hal tersebut turut mendukung perwujudan misi GMF untuk memacu pertumbuhan bisnis dari segmen Airframe Maintenance untuk pesawat nonafiliasi. Dia mengatakan, hingga Februari 2020, GMF mengantongi pesanan untuk 35 proyek Aircraft Redelivery.
“Angka itu kami lihat meningkat lebih dari dua kali lipat dibandingkan 2019,” ujar Tazar.
Dia mengtaakan pangsa pasar di luar Garuda Indonesia Group, terutama dari kostumer internasional menjadi target GMF selanjutnya. Tazar menuturkan kapabilitas GMF telah tersertifikasi di level internasional dengan persetujuan dari FAA, EASA, dan CASA,
“Kini saatnya dominasi di pasar internasional kita mantapkan dengan misi tambahan yaitu membawa nama baik Indonesia semakin kuat di pasar regional di tengah kondisi ekonomi global saat ini,” jelas Tazar
Sumber Republika, edit koranbumn