PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) melakukan sekuritisasi aset dari pinjaman PT PLN (Persero) senilai Rp475 miliar.
Dalam sekuritisasi aset atau yang lebih dikenal dengan efek beragun aset (EBA) PLN itu, Bank Mandiri menggandeng BNI Aset Management.
Dalam aksi korporasi ini utang PLN yang diubah menjadi EBA yakni Kelas A Corporate Loan (KIK-BBMRI01) atas proyek PT PLN (Persero).
“Dana yang diperoleh akan digunakan kembali untuk memberikan pembiayaan kembali proyek-proyek pembangunan strategis,” kata Rully Setiawan, Corporate Secretary Bank Mandiri, Jumat (6/3/2020).
Menurutnya, dengan melakukan sekuritisasi maka Mandiri dapat memperlonggar batas maksimal pemberian kredit (BMPK) nasabah korporasi besar yang fasilitas kreditnya telah hampir menyentuh limit. Penerbitan EBA merupakan strategi alternatif meraih pendanaan sehingga pembiayaan proyek-proyek pembangunan bukan lagi hanya dilakukan oleh perbankan tetapi juga seluruh masyarakat.
Agen penjual dalam aksi ini akan melibatkan Mandiri Sekuritas, BNI Sekuritas, dan Danareksa.
EBA Kelas A yang disiapkan oleh BNI-AM dan Bank Mandiri 01 – Corporate Loan (KIK-BBMRI01) ini dibentuk berdasarkan Akta Nomor 09 Tanggal 4 Desember 2019.
KIK-BBMRI01 akan melakukan pembelian kumpulan tagihan berupa corporate loan PT PLN (Persero) sebagai debitur tagihan yang dibeli dari PT Bank Mandiri (Persero) sebagai kreditur awal sejumlah Rp475 miliar.
EBA Kelas A ini ditawarkan dengan nilai 100 persen dari jumlah pokok EBA kelas A dengan tingkat hasil investasi sebesar 7,45 persen per tahun. Tanggal pelunasan akhir pokok investasi EBA Kelas A jatuh pada tanggal 29 Januari 2022,
Pemegang EBA Kelas A berhak untuk mendapatkan hasil investasi setiap 3 bulan sekali sejak tanggal penerbitan. Bersamaan dengan itu, dilakukan juga pembayaran bertahap Pokok Investasi atas EBA Kelas A sesuai dengan urutan mayoritas pembayaran.
Adapun jaminan pembayaran EBA Kelas A bersumber dari pembayaran kumpulan tagihan yang dibeli dari kreditur awal secara jual beli putus atau true sale. Risiko investasi akan terlepas dari risiko kepailitan debitur awal.
Sumber Bisnis, edit koranbumn