Corona virus yang mulai teridentifikasi pada akhir tahun 2019 dan telah menelan korban serta menyebar ke beberapa negara. Penyebaran virus tersebut disinyalir berpotensi mempengaruhi aktivitas ekonomi melalui potensi turunnya aktivitas perdagangan, pariwisata, dan beberapa sektor terkait, termasuk sektor finansial. Pemerintah Indonesia telah bersiap menahan laju dampak negatif tersebut terhadap perekonomian di dalam negeri. Badan-badan usaha milik negara (BUMN) pun tidak tinggal diam, dimana setiap perusahaan mempersiapkan kontribusi sesuai dengan kapasitasnya masing-masing.
Adapun terkait dengan fungsi intermediasi bank-bank Himbara tengah menuntaskan Stress Test untuk mengukur besaran dampak wabah COVID-19 terhadap berbagai industri. Langkah ini diperlukan untuk mencari peluang-peluang yang justru terbuka akibat dari wabah COVID-19. Tidak menutup kemungkinan bank-bank BUMN ini dapat melakukan ekspansi pada sektor-sektor ekonomi yang tidak terkena dampak wabah. Sektor yang sudah merasakan efek Covid-19 antara lain manufaktur, pariwisata, komoditas, farmasi/kesehatan dan transportasi.
“Kami juga melakukan pengkajian kebijakan-kebijakan yang dirilis oleh pemerintah, Bank Indonesia (BI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK),” terang Wakil Direktur Utama BNI Anggoro Eko Cahyo melalui siaran persnya, Ahad (8/3).
Sementara itu, Bank Mandiri menerapkan serangkaian protokol khusus untuk mencegah penyebaran wabah virus Corona (Covid-19) di lingkungan Bank Mandiri. Saat ini, protokol tersebut telah disosialisasikan di berbagai titik informasi di kantor-kantor utama maupun kantor cabang perseroan di seluruh Indonesia.
Corporate Secretary Bank Mandiri Rully Setiawan, menjelaskan penyusunan protokol tersebut telah dilakukan unit Business Continuity Management (BCM) pada periode awal merebaknya wabah Covid-19 di dunia, dengan proses sosialisasi yang semakin diperkuat pascapernyataan pemerintah yang mengonfirmasi adanya pasien terinfeksi Covid-19 di Indonesia.
“Penyusunan protokol ini sebenarnya tidak terlepas analisa keseluruhan terhadap dampak penyebaran virus Covid-19, termasuk terhadap bisnis dan operasional perseroan. Penerapannya pun, kami pastikan dilakukan secara berhati-hati agar tidak mengganggu kenyamanan nasabah, tamu dan karyawan,” jelas Rully.
Upaya membuka peluang baru tersebut juga dilakukan melalui aktivitas-aktivitas nyata oleh bank – bank BUMN. Seperti yang dilakukan BNI, yang mengundang 30 pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) sebagai mitra binaan BNI ke Jakarta, pada 2-3 Maret 2020. Pelaku UMKM yang berasal dari berbagai kota di Indonesia ini diberi pelatihan terkait update terbaru pada industri di dunia, peluang-peluang yang masih terbuka, hingga cara memperbaiki produk agar sesuai dengan minat pasar internasional. Pemberi materi didatangkan langsung dari New York, atas kerjasama BNI dengan Konsulat Jenderal RI di New York. Para pelaku UMKM juga dikurasi untuk dipilih sebagai wakil dalam Pameran New York Now di Amerika Serikat nanti.
Begitu juga dengan Bank BTN yang kian masif menggandeng berbagai mitra untuk membuat ekosistem perumahan tetap berlangsung dengan baik. Bank yang berfokus di segmen kredit perumahan ini baru saja meluncurkan produk BTN Solusi yang menawarkan bunga single digit dengan bundling payroll.
“Sebelumnya kami juga memiliki program HFC (Housing Finance Center) bekerjasama dengan SBM ITB dan UGM dalam penyiapan pelatihan srtingkat mini MBA bidang properti yang menghasilkan pengusaha muda di bidang properti untuk membuka berbagai bisnis perumahan baru yang memerhatikan berbagai aspek untuk keberlanjutan bisnis,” jelas Direktur Utama Bank BTN Pahala N. Mansury.
Sekira sudah ada sekitar 5.000 pengusaha muda yang sudah siap untuk memainkan peran sebagai pengusaha muda bidang properti mendukung program pemerintah dalam sejuta rumah, kata Pahala menambahkan.
Bagi Bank BTN, dengan adanya stimulus di sektor perumahan dari pemerintah juga akan semakin membuat bisnis perumahan juga terus berjalan. Ini akan memberikan peluang bagi masyarakat yang belum punya rumah untuk kemudian mereka memiliki kesempatan untuk memiliki rumah.
“Apalagi sektor perumahan memiliki multiplier effect lebih dari 171 industri lainnya, jadi kami melihat nilai ekonomi yang dihasilkan akan berlipat ganda dan diharapkan dapat membantu menopang keberlanjutan ekonomi nasional,” ujar Pahala.
Sumber Republika, edit koranbumn