Daily Economic Review: Mewaspadai perlambatan ekonomi akibat wabah COVID-19
Wabah COVID-19 akan berdampak besar terhadap pertumbuhan ekonomi global.
Melihat perkembangan terakhir penyebaran virus corona dan dampaknya terhadap ekonomi Tiongkok, IMF kemungkinan besar akan merevisi ke bawah proyeksi pertumbuhan ekonomi global tahun ini. Indikasi dampak virus corona terhadap perekonomian Tiongkok mulai terlihat dari data PMI manufaktur Tiongkok yang turun secara signifikan dari 50,0 menjadi 35,7 di Februari 2020.
Bank Sentral AS menurunkan FFR secara cukup agresif untuk mengantisipasi dampak COVID-19.
The Fed pada hari Senin minggu ini menurunkan suku bunga kebijakan fed runds rate (FFR) sebesar 50 basis points (bps). Pemangkasan tersebut tergolong di luar kebijakan, karena dilakukan di luar pertemuan FOMC yang menurut jadwal akan dilakukan pada tanggal 17-18 Maret 2020 mendatang.
Dampak perlambatan ekonomi global dan domestik terhadap industri perbankan akan cukup besar.
Dampak ketidapastian ekonomi terhadap kinerja industri perbankan akan cukup besar. Risiko akan muncul baik dari kualitas aset, likuiditas, dan juga profitabilitas. Ketiga indikator perbankan tersebut sangat penting untuk dijaga untuk tetap mempertahankan stabilitas kondisi ekonomi makro secara keseluruhan, terutama likuiditas dan kualitas aset.
Waspada terhadap sektor-sektor yang terdampak besar wabah COVID-19.
Dampak dari penyebaran virus corona akan dirasakan oleh beberapa sektor ekonomi. Bank dituntut untuk lebih selektif dalam menyalurkan kredit, terutama ke sektor-sektor yang terdampak besar seperti sektor pariwisata dan berbagai turunannya (transportasi, perhotelan, restauran, dll). Dengan tingginya ketidakpastian global, melambatnya pertumbuhan ekonomi, serta tingginya volatilitas pasar, bank harus mengutamakan likuiditas dan kualitas aset.
Sumber Bank Mandiri, edit koranbumn