PT Angkasa Pura I (Persero) menargetkan Bandara Dhoho di Kediri sebagai bagian dari multi-airport system di wilayah Jawa Timur untuk melayani pertumbuhan lalu lintas penumpang.
Direktur Utama Angkasa Pura I Faik Fahmi mengatakan Bandara Kediri direncanakan menjadi salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) dan menjadi gerbang alternatif menuju Jawa Timur selain Bandara Juanda Surabaya.
Pasalnya, pada 2019 tercatat Bandara Juanda telah melayani lebih dari 16,6 juta penumpang dengan trafik pesawat mencapai 129 ribu pergerakan pesawat dan kargo mencapai 88,4 juta kilogram.
Adapun, pada 2018 tercatat jumlah penumpang menembus 21 juta penumpang dengan kapasitas 15 juta. Artinya, semakin lama kapasitas di Bandara Juanda semakin tidak memadai.
Pasalnya, dengan upaya pengembangan maksimal saja, Bandara Juanda hanya mampu menampung 21 juta penumpang per tahun.
“Ini akan semakin tidak memadai kalau pertumbuhan trafik semakin besar, perlu dipikirkan alternatif trafik. Jadi Bandara Kediri kami kembangkan sebagai penopang dalam multi airport system, pengaturan trafik kami kaji ke sana,” paparnya Selasa (10/3/2020).
Lebih lanjut, dia menegaskan jika jadwal tidak bergeser, pada Minggu, 15 April 2020 akan dilakukan peletakan batu pertama atau ground breaking Bandara yang akan meliputi wilayah selatan Jawa Timur tersebut. Dengan estimasi penyelesaian konstruksi selama 2 tahun.
Menurutnya, pengelolaan secara multi airport di wilayah provinsi yang sama itu memerlukan pembahasan lebih lanjut secara lebih efektif.
“Secara paralel konsep bisnis dibicarakan dan pembangunan dimulai, bagaimana agar wilayah Jatim bisa berkembang lebih besar ke depan. Ini akan ciptakan ekulibrium baru dalam pengelolaan kegiatan transportasi udara,” jelasnya.
Ekulibrium baru yang Faik maksud adalah karena secara paralel Bandara di wilayah Yogyakarta, Solo dan Bali pun dikembangkannya. Dia optimistis Bandara kediri dapat memberikan manfaat maksimal bagi masyarakat.
Seiring dengan perkembangan dan potensi tersebut, bandara di Kediri ini dapat menjadi alternatif bandara yang dapat menjadi gerbang kedua di wilayah Jawa Timur, terutama dapat membuka area ke wilayah Tulung Agung, Blitar, Ponorogo, Trenggalek, Madiun, Magetan dan lain lain.
Bandara Dhoho di Kediri ini rencananya akan dibangun di Desa Grogol, Kecamatan Grogol dan Desa Bulusari, Kecamatan Tarokan Kabupaten Kediri. Jarak Desa Grogol ke Pusat Kota Kediri sekitar 13 kilometer dengan waktu tempuh sekitar 30 menit.
Sementara itu, jarak dari Bandara Juanda Sidoarjo sekitar 120 kilometer dengan waktu tempuh 1,5 jam hingga 2 jam perjalanan via jalan tol.
“Nanti rencananya dibangun bertahap, runway 3.300 meter, sehingga dimungkinkan didarati pesawat besar, terminal 26.000 meter persegi dan mampu dioperasikan untuk pesawat berbadan besar,” ungkapnya.
Pada tahap awal, rencananya kapasitas penumpang sekitar 1,5 juta penumpang dan akan terus meningkat hingga 5 juta.
Sumber Republika, edit koranbumn