PT Adhi Karya (Persero) Tbk. akan mengandalkan pasokan material dan bahan baku alternatif untuk meminimalisasi dampak dari penyebaran virus corona di seluruh dunia, termasuk di Indonesia.
Sekretaris Adhi Karya Parwanto Noegroho mengatakan bahwa wabah COVID-19 atau virus corona akan berdampak terhadap kegiatan operasional proyek, khususnya terkait pasokan material dari luar negeri. Perseroan mengandalkan jalur ekspendisi alternatif untuk mengantisipasi hal itu.
“Virus corona berdampak bagi operasional proyek, terutama terkait impor material dari luar negeri. Adhi Karya tetap mengupayakan alternatif jalur ekspendisi lain supaya material impor bisa on site sesuai rencana,” katanya kepada Bisnis.com, Jumat (13/3/2020).
Dia mengatakan meski tetap waspada, dia memperkirakan dampak wabah tersebut tidak akan terlalu berdampak signifikan bagi sektor konstruksi. Menurutnya, pembangunan infrastruktur masih menjadi prioritas utama pemerintah, sehingga tidak akan terlalu terdampak virus corona.
“Kami tetap memiliki optimisme untuk pencapaian kinerja perseroan. Salah satu kuncinya adalah respon yang konsisten dan proaktif, tidak reaktif apalagi panik,” ujarnya.
Dia menyatakan bahwa perseroan juga telah mengeluarkan protokol pencegahan penyebaran wabah COVID-19 di proyek. Perseroan juga melakukan diversifikasi pemasok bahan baku untuk meminimalisasi risiko terhambatnya pasokan.
Pada tahun ini perseroan menargetkan perolehan kontrak baru sebesar Rp32 triliun. Sementara itu, target untuk kuartal I/2020 adalah sebesar Rp2,4 triliun. Hingga Februari, perseroan telah mengantongi kontrak baru senilai Rp1,8 triliun. Dia menambahkan, beberapa paket yang telah dimenangkan oleh perseroan akan tercatat dalam buku Maret.
“Beberapa paket sudah diumumkan dan Adhi sebagai penawar terendah, semoga proses kontrak bisa di Maret ini,” ujarnya.
BUMN karya lainnya, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. menyatakan masih mengkaji potensi dampak dari wabah COVID-19. Meski begitu, perseroan tetap optimistis dapat memenuhi kebutuhan material konstruksi yang diperkirakan terhambat karena pandemi global ini.
“Yang jelas, karena kami memiliki anak perusahaan yang men-support bisnis anak, diharapkan pemenuhan kebutuhan material support konstruksi bisa lebih terbantu dengan harapan bahwa dampak corona tidak terlalu panjang dan bisa segera teratasi,” kata Sekretaris Perusahaan Wijaya Karya Mahendra Vijaya kepada Bisnis.com, belum lama ini.
Dia juga mengatakan bahwa sejauh ini virus corona belum memberi dampak terhadap pengerjaan kontrak rekayasa, pengadaan, dan konstruksi (EPC). Perseroan optimistis suplai material dan mesin yang dibutuhkan akan terpenuhi dengan mulai beroprasinya sejumlah pabrik di China.
“Saat ini belum terlalu berdampak untuk proyek-proyek EPC, apalagi kita mendengar bahwa di China sudah banyak yang mulai aktif untuk fabrikasi-fabrikasi mesin dan material, mudah-mudahan sudah tidak lama lagi untuk dampak corona ini,” jelasnya.
Sampai dengan kuartal I/2020, perseroan menargetkan kontrak baru senilai Rp5,5 triliun. Adapun, target kontrak baru pada 2020 mencapai Rp65 triliun. Total order book yang dimiliki perseroan hingga akhir tahun lalu mencapai Rp117,7 triliun.
Sumber Bisnis, edit koranbumn