Proyek Kereta Cepat Jakarta – Bandung kembali dilanjutkan setelah selama dua pekan dihentikan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
Corporate Secretary PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. Mahendra Vijaya Mengaku baru mengetahui hal tersebut. Namun, dia menyatakan bahwa pihaknya sebagai anggota konsorsium akan berkoordinasi dengan PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) terkait langkah-langkah yang akan diambil selanjutnya.
“Saya malah baru tahu ini [dari Bisnis]. Surat itu kan ke KCIC, jadi kami sebagai kontaktor konsorsium akan berkoordinasi dengan KCIC untuk menentukan langkah apa yang akan diambil selanjutnya,” katanya kepada Bisnis, Rabu (18/2/2020).
Sebelumnya, Direktur Jenderal Bina Konstruksi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Trisasongko Widianto mengatakan bahwa Komite Keselamatan Konstruksi (Komite K2) memberikan tugas atau pekerjaan yang harus diprioritaskan KCIC.
Tugas atau pekerjaan tersebut adalah perbaikan sistem drainase di beberapa titik ruas tol Jakarta – Cikampek yakni di kilometer (KM) 800, KM 21 sampai KM 34 dalam waktu 14 hari kalender.
“Sedangkan di titik lainnya pekerjaan bisa berjalan secara normal,” ujar Tri.
Sementara itu, dengan diterbitkannya surat pencabutan penghentian sementara yakni surat bernomor BK.03.03-Komite K2/2, maka proyek Kereta Cepat Jakarta – Bandung akan kembali terus mencatatkan progres. Mahendra menyampaikan bahwa progres terakhir proyek kereta cepat berkisar 43 persen hingga 45 persen.
“Kami masih harus update lagi ke KCIC, tetapi seharusnya kini sudah berkisar 43 persen sampai 45 persen,” katanya.
Mengenai progres pembebasan lahan, Mahendra menyatakan bahwa saat ini progresnya sudah hampir tuntas atau sudah di atas 99 persen.
Kendati demikian, dia mengungkapkan ada sedikit kendala pembebasan lahan di salah satu titik yakni di kawasan Cipinang Melayu, Jakarta Timur.
Bisnis mencatat bahwa pembebasan lahan telah sampai pada proses sidang konsinyasi yang akan diselenggarakan pada 23 Maret mendatang.
Sumber Bisnis, edit koranbumn