PT Jasa Marga (Persero) Tbk. menyatakan mengkaji dampak penyebaran virus corona terhadap kinerja keuangan. Tol di kawasan pariwisata diprediksi paling terdampak.
Corporate Finance Group Head Jasa Marga Eka Setya Adrianto mengataka bahwa perseroan saat ini masih memantau dampak pandemi virus corona atau Covid-19 terhadap pendapatan tol sebagai bagian dari financial stress test.
“Kami liat pendapatan tol dulu, kalau tidak ada perubahan sebetulnya harusnya tidak ada masalah,” ujarnya kepada Bisnis.com, Rabu (19/3/2020).
Meski begitu dia mengatakan bahwa sejumlah tol yang terkait dengan area pariwisata diperkirakan akan terdampak. Hal ini seiring dengan perkembangan sektor pariwisata yang terdampak cukup keras oleh wabah Covid-19.
“Kecuali, [Tol] di tempat-tempat seperti Bali, dan tol bandara, karena pariwisatanya juga berkurang,” ujarnya.
Saat ini, perseroan mengelola 12 jalan tol yang sudah beroperasi, sembilan di antaranya sudah beroperasi secara penuh. Di Bali, perseroan memiliki ruas tol Nusa Dua-Ngurah Rai-Benoa sepanjang 9,7 km.
Jasa Marga pun mengharapkan pengembalian dana talangan tanah dapat dicairkan secepatnya. Eka mengatakan bahwa per awal bulan ini total dana talangan yang belum dikembalikan mencapai lebih dari Rp5 triliun.
“Kalau dana talangan kita per awal bulan lebih dari Rp5 triliun, itu untuk ruas-ruas baru yang kita bangun. Kami berharap semuanya dapat di kembalikan secepatnya,” jelasnya.
Namun demikian, dia mengatakan bahwa sejauh ini pihaknya belum memperoleh kepastian terkait waktu pengembalian dana talangan tersebut. Sejauh ini, lanjutnya, belum ada informasi percepatan pengembalian dana talangan oleh Lembaga Manajemen Aset Negara (LMAN).
Sebelumnya, Corporate Secretary PT Jasa Marga (Persero) Tbk. Agus Setiawan mengatakan selama ini proses pembebasan lahan memang masih banyak mengandalkan dana talangan.
Jasa Marga, lanjutnya, mengharapkan proses pembayaran dapat dilakukan langsung oleh LMAN di awal pembebasan. Hal ini diharapkan dapat dilakukan pada proyek di masa mendatang, salah satunya tol Japek Selatan.
Sementara itu, Kepala Riset Praus Capital Alfred Nainggolan mengatakan bahwa penyebaran virus corona lambat laun akan mulai membatasi mobilitas masyarakat. Penurunan arus lalu lintas juga berpotensi terjadi di ruas-ruas tol dalam kota.
“Dampaknya apakah signifikan atau tidak? Tentu signifikan, dilihat saja yang ada sekarang, hari ini turunnya bisa saja sebesar 10—20 persen untuk traffic, itu signifikan. Apalagi untuk tol dengan traffic yang pada padat, seperti tol dalam kota dan sebagainya,” jelasnya.
Pada penutupan perdagangan hari ini, saham JSMR anjlok 6,69 persen atau 200 poin menjadi Rp2.790. Sepanjang tahun berjalan harga saham berkapitalisasi pasar Rp20,25 triliun itu turun 46,09 persen.
Sumber Bisnis, edit koranbumn