Salah satu tradisi Suku Sasak di Lombok yaitu Nyongkolan. Nyongkolan adalah sebuah kegiatan adat yang menyertai rangkaian acara dalam prosesi perkawinan berupa arak-arakan kedua mempelai dari rumah mempelai pria ke rumah mempelai wanita, dengan diiringi keluarga dan kerabat mempelai pria, memakai baju adat, serta rombongan musik yang bisa gamelan atau kelompok penabuh rebana, atau disertai Gendang beleq pada kalangan bangsawan.
Dalam pelaksanaannya, karena faktor jarak, maka prosesi ini tidak dilakukan secara harfiah, tetapi biasanya rombongan mulai berjalan dari jarak 0,5-1 km dari rumah mempelai wanita.Tujuan dari prosesi ini adalah untuk memperkenalkan pasangan mempelai tersebut ke masyarakat, terutama pada kalangan kerabat maupun masyarakat dimana mempelai perempuan tinggal, karena biasanya seluruh rangkaian acara pernikahan dilaksanakan di pihak mempelai laki-laki.
Sebagian peserta dalam prosesi ini biasanya membawa beberapa benda seperti hasil kebun, sayuran maupun buah-buahan yang akan bibagikan pada kerabat dan tetangga mempelai perempuan nantinya. Pada saat yang bersamaan, di rumah mempelai perempuan akan dilaksanakan prosesi Sorong Serah Aji Krame dimana perwakilan dari kedua mempelai bersama dengan pemuka agama dan pemuka adat melakukan upacara serah terima secara adat.
Acara ini memiliki peraturan tersendiri yang tidak boleh salah dari sisi adat. Tidak jarang iring-iringan pengantin tidak diperbolehkan masuk ke kediaman mempelai wanita karena harus menunggu perdebatan alot yang terjadi dalam upacara sorong serah hingga menemui kata sepakat terlebih dahulu.
Hingga saat ini Nyongkolan masih tetap dapat ditemui di Lombok, iring-iringan yang menarik masyarakat untuk menonton karena suara gendangnya ini biasanya diadakan selepas dzuhur di akhir pekan. Bagi Sahabat yang gemar fotografi, prosesi ini akan sangat menarik untuk diabadikan dan pastinya akan menjadi pelengkap kunjungan Sahabat ke Lombok
Sumber ITDC, edit koranbumn