PT Angkasa Pura Kargo (APK) menyesuaikan operasional sejumlah aktivitas kargo menyusul berkurangnya frekuensi penerbangan dari sejumlah maskapai.
Direktur Operasional dan Komersial APK Riyanto H. Cahyono mengatakan secara keseluruhan aktivitas kargo di bandara selain Bandara Soekarno-Hatta mengalami penurunan cukup tajam bukan hanya dikarenakan pandemi virus corona (Covid-19).
“Operator kargo tetap dalam posisi stand by, tetapi beban operasi disesuaikan dengan frekuensi penerbangan yang memang turun,” jelasnya, Rabu (1/4/2020).
Berdasarkan data Angkasa Pura II pergerakan kargo di bandara berkode CGK sepanjang kuartal I/2020 sebanyak 129.035 ton. Jumlah itu turun 6 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar 142.718 ton.
Menurut Riyanto, operator selalu siap untuk mengakomodir aktivitas logistik selama masa pandemi Covid-19. Namun, memang pergeseran operasional diperlukan untuk menyesuaikan dengan jadwal penerbangan yang ada. Terutamanya untuk Bandara Soekarno-Hatta dengan mayoritas penerbangan dilakukan oleh swasta.
Sejauh ini, kata dia, mayoritas penerbangan domestik hampir semua kargo diangkut menggunakan pesawat penumpang (belly) dan bukannya freighter.
Pihaknya menyebut belum banyak upaya maskapai dalam memanfaatkan turunnya pesawat penumpang untuk kargo selama pandemi virus corona. Kecuali Garuda yang mulai mengangkut bantuan alat kesehatan dari China.
Adapun, Garuda menggunakan pesawat GA894 Boeing 777 untuk menjemput bantuan dari para pengusaha yang investasi di Indonesia.
Maskapai pelat merah tersebut mengoptimalkan kapasitas muat dengan kompartemen kargo dan di dalam kabin. Sementara itu, barang yang nonprioritas yang tidak terangkut akan disimpan di gudang di Bandara Pudong untuk pengangkutan berikutnya.
Sumber bisnis, edit koranbumn