Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) akan mendatangkan mesin besar dari Swiss untuk tes corona. Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Budi Gunadi Sadikin menyampaikan kedatangan mesin besar tes corona akan dilakukan secara bertahap.
“Insya Allah Sabtu besok akan datang satu mesin besar dengan kapasitas 1.300 sampai 1.400 tes per hari, dipasang di RS Pertamina Jaya,” ujar Budi saat rapat kerja dengan Komisi VI DPR secara digital di Jakarta, Jumat (3/4).
Budi mengatakan, 10 mesin besar lainnya direncanakan menyusul pada pekan depan dengan kapasitas mampu untuk 1.000 tes per hari. Budi menyebut mesin-mesin ini nantinya akan didistribusikan ke rumah-rumah sakit milik BUMN di daerah yang juga mengalami penyebaran virus corona.
“Dengan demikian, alat tes ini bisa dimanfaatkan kota tersebut dan atas arahan Pak Menteri BUMN, kami diminta kerja sama dengan laboratorium dan RS daerah dan swasta di kota tersebut,” ucap Budi.
Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir menyoroti minimnya polymerase chain reaction (PCR) atau alat deteksi corona yang memeriksa spesimen dari swab tenggorokan dan mulut di daerah-daerah. Erick menilai fasilitas yang dimiliki sejumlah RS rujukan di Jakarta seperti PCR belum terdapat di daerah-daerah.
Erick menjelaskan, banyak negara yang menawarkan pengadaan alat deteksi corona. Kendati begitu, BUMN mengedepankan prinsip kehati-hatian sebelum memesan alat deteksi corona dari negara lain.
“Pada hari ini banyak sekalil penawaran untuk membeli test kit, tapi kita juga menjaga yang kualitasnya kita jaga,” kata Erick.
Oleh karena itu, menurut Erick, BUMN melibatkan banyak tenaga ahli dari dokter hingga BUMN farmasi dan Kementerian Kesehatan dalam memutuskan pembelian alat tes cepat deteksi corona. Erick menyebut BUMN telah memesan alat deteksi corona dari Swiss berdasarkan rekomendasi dari para ahli.
“Kita (sudah) beli juga dari Swiss, itu kita juga sudah pesan dan akhir bulan ini datang dan kita akan keluarkan,” ungkap Erick.
Erick enggan mengungkapkan jumlah dan merek alat deteksi corona karena dikhawatirkan akan menimbulkan perdebatan yang kontraproduktif. Menurut Erick, yang terpenting saat ini adalah mampu memberikan penanganan maksimal bagi masyarakat yang terduga terjangkit corona maupun yang sudah dinyatakan positif.
“Yang sekarang harus ada (test kit) karena kita tidak mau warga panik, itu kenapa Pak Presiden buat pernyataan seluruh anggaran akan direvisi untuk hal-hal kesehatan, social safety, dan menjaga daya beli masyarakat, baik APBN (maupun) APBD,” kata Erick.