PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk tetap melakukan ekspansi bisnis channeling dengan mengembangkan anak usaha BRI Finance di tengah pandemi virus corona
Direktur Keuangan BRI Haru Koesmahargyo mengatakan pandemi virus corona tidak menjadi halangan bagi perseroan untuk mendorong pengembangan bisnis channeling atau penyaluran dana dari BRI ke lembaga jasa keuangan.
Meskipun tetap melakukan ekspansi lewat mengembangkan anak usaha, perseroan lebih selektif dalam memilih calon debitur. Apalagi bisnis channeling bagi BRI cukup menguntungkan.
Seperti misalnya pada 2019, kredit channeling BRI mampu mencatatkan pertumbuhan 15 persen dibandingkan dengan tahun lalu (year on year/yoy) menjadi senilai Rp2,7 triliun.
Adapun, kredit channelling BRI tersebut berupa joint financing dengan multifinance untuk kredit kendaraan bermotor (KKB). Kredit channeling tersebut memiliki porsi 2 persen dari total kredit BRI.
Hanya saja, Haru belum membagikan data realisasi kredit tersebut pada kuartal I/2020. Haru memproyeksikan pertumbuhan kredit joint financing akan lebih moderate pada kuartal I/2020.
“Sampai dengan Februari 2020 pertumbuhan di sektor lembaga keuangan masih positif. Namun, dengan adanya pandemi covid-19 kami tetap ekspansi dan lebih selektif,” katanya kepada Bisnis, Selasa (7/4/2020).
Meskipun akan lebih selektif, Haru memastikan hingga saat ini belum ada peningkatan rasio kredit bermasalah pada sektor tersebut. Hingga Februari 2020, rasio kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) kredit joint financing masih stabil di bawah 1 persen.
Sementara itu, pengembagan anak usaha BRI Finance untuk menggarap sektor multifinance tersebut terus dilakukan di tengah pandemi covid-19. Dengan mengembangkan anak usaha sendiri, BRI ingin pertumbuhan segmen tersebut akan lebih fokus.
“Di tengah kondisi saat ini, kami tetap ekspansi, untuk menjaga kualitas kredit juga kami jaga melalui monitoring, restrukturisasi maupun penyelesaian kredit khususnya di daerah terdampak covid-19,” katanya.