Seiring berkembangnya potensi industri tanah air, terbuka pula peluang PT Perkebunan Nusantara (PTPN) XI untuk mengoptimalkan bisnis nongula. Salah satu yang sedang meningkat pesat adalah etanol alias etil alkohol. Itu sejalan dengan tumbuh pesatnya demand terhadap alkohol yang merupakan bahan utama hand sanitizer.
Humas PTPN XI Brilliant Johan Anugerah mengatakan bahwa industri yang melibatkan etanol sedang naik pamor. Apalagi, pemerintah juga getol mengembangkan energi terbarukan (bioetanol).
“Tapi, bisnis etanol sangat bergantung pada bahan baku (molasses), harga alkohol, dan regulasi pemerintah terkait dengan alkohol tersebut,” jelasnya Kamis (9/4).
Regulasi Kesepakatan Perdagangan dengan Pakistan atau Indonesia-Pakistan Preferential Trade Agreement (IP-PTA) tentang pembebasan bea masuk etanol berpotensi meningkatkan impor. Masuknya etanol Pakistan tanpa bea ke pasar Indonesia bisa merusak harga.
Apalagi, bahan baku di sana lebih murah sehingga HPP etanol juga lebih rendah. “Itu membuat kami terus berupaya meningkatkan efisiensi produksi dan diversifikasi produk,” katanya.
PTPN XI, menurut dia, mempunyai unit usaha Pabrik Alkohol dan Spiritus (PASA) Djatiroto di Lumajang. Kapasitas produksi hariannya mencapai 18.000 liter.
Kualitas produknya masuk kategori industrial grade 96 persen. Selain alkohol, pengembangan produk PASA adalah pupuk hayati majemuk cair yang telah memiliki izin edar.
“Memproduksi hand sanitizer juga, tapi izin edarnya masih dalam proses,” tuturnya.
Targetnya, tahun ini izin edar keluar sehingga hand sanitizer bisa dipasarkan ke publik secara komersial. Sementara ini, PTPN XI mendistribusikan hand sanitizer yang mereka produksi untuk menanggulangi Covid-19.
Sumber Jawa Pos, edit koranbumn