Di tengah kondisi pasar yang terganggu akibat pandemi virus corona (Covid-19), PT Bank Mandiri Tbk justru menerbitkan obligasi. Tepatnya, pada awal April 2020 Bank Mandiri melakukan Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) II Tahap I Bank Mandiri dengan target indikatif Rp 1 triliun.
Obligasi tersebut merupakan bagian dari jatah PUB II sebesar Rp 20 triliun.
Direktur Treasury, International Banking & Special Asset Management Bank Mandiri Darmawan Junaidi mengatakan, penerbitan obligasi ini merupakan inisiatif strategis untuk memperkuat struktur funding perusahaan dalam mendukung rencana ekspansi bisnis ke depan.
Kendati demikian, Darmawan menyebut kalau saat ini sejatinya posisi likuiditas perseroan terbilang kuat. Hal ini terlihat dari Rasio Intermediasi Makroprudensial (RIM) yang relatif terjaga di level 92% per kuartal I-2020. Apalagi, dengan adanya kebijakan pelonggaran Giro Wajib Minimum (GWM) dari Bank Indonesia, bank berlogo pita emas ini berpotensi mendapat tambahan likuiditas sekitar Rp 14 triliun.
“Secara umum saja, tujuan penerbitan obligasi untuk mendukung pengembangan bisnis bank, tidak ada masalah dari sisi likuiditas kami,” ujarnya .
Lagipula, menurut Darmawan dalam kondisi yang serba tidak pasti akibat pandemi, bank memang harus menyiapkan pencadangan lebih besar. Artinya, lebih baik punya likuiditas yang berlebih ketimbang terjadi pengetatan.
Selain itu, saat ini sisa PUB II Bank Mandiri juga masih cukup besar. Walau dalam waktu dekat ini pihaknya belum berencana untuk kembali menerbitkan surat utang, hal tersebut bisa saja berubah tergantung kondisi pasar. “Akan kami kaji lagi dengan kondisi di awal Semester II 2020,” jelasnya.
Sebagai informasi, PUB II Tahap I Bank Mandiri diterbitkan dalam dua seri, yakni Seri A yang berjangka waktu lima tahun, dan Seri B berjangka waktu tujuh tahun dengan kisaran kupon masing-masing sebesar 7,50% – 8,60% dan 8,30% – 9,40%.
Penawaran awal PUB II tahap I ini akan dilaksanakan pada periode 6- 20 April 2020 dan penawaran umum diperkirakan pada 5 – 6 Mei 2020. Obligasi ini diharapkan akan tercatat pada di Bursa Efek Indonesia dan diperdagangkan di pasar sekunder pada 13 Mei 2020. Dalam rangka penerbitan obligasi ini, Bank Mandiri telah memperoleh pemeringkatan dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo), yaitu AAA dengan outlook stabil.e+
Sumber Kontan , edit koranbumn