Tidak disangka, pandemi virus corona (Covid-19) juga memengaruhi proyek fasilitas pemurnian atau smelter PT Freeport Indonesia (PTFI) di Gresik.
PTFI akhirnya mengajukan penundaan pembangunan smelter atau fasilitas pengolahan dan permunian di Java Integrated Industrial and Port Estate (JIIPE), Gresik, Jawa Timur selama 1 tahun.
Direktur Utama PT Freeport Indonesia Tony Wenas mengatakan pengajuan penundaan selama 1 tahun progress pembangunan smelter ini akibat pandemi virus corona (Covid-19) yang melanda sejumlah negara termasuk Indonesia.
“Minggu lalu kami telah mengirimkan surat kepada Kementerian ESDM untuk meminta penundaan pembangunan smelter PTFI selama 1 tahun,” ujarnya dalam media briefing secara virtual, Selasa (28/4/2020).
Permohonan penundaan pembangunan smelter selama 1 tahun itu didasarkan pertimbangan perusahaan karena tak dapat memprediksi berapa lama pandemi Covid-19 ini akan berakhir.
Setelah pandemi Covid-19 berakhir, perusahaan pun membutuhkan waktu untuk melakukan pemulihan sehingga tak bisa langsung secara otomatis berlanjut pembangunannya.
“Kami sendiri enggak tahu sampai kapan pandemi ini selesai, dampaknya belum bisa prediksi berapa lama. Jadi kami minta 1 tahun. Kami berharapnya cepat berlalu, secepat mungkin. Untuk meresume kembali tentu butuh waktu, misal 3 bulan lagi Covid-19 ini selesai, resume butuh waktu enggak bisa otomatis. ESDM tengah melihat detailnya, keputusan ada di ESDM,” katanya.
Tony mengungkapkan terkendalanya pembangunan smelter di Manyar, Gresik ini karena terhambatnya kontraktor dan suplier komponen akibat adanya pembatasan di sejumlah negara termasuk Indonesia.
Salah satunya dari Jepang dimana PTFI menggunakan kontraktor Engineering and Procurement (EP) yakni Chiyoda. Adanya pembatasan warga negara asing yang masuk ke Jepang termasuk Indonesia tentu berdampak pada proses pembahasan finalisasi desain secara rinci.
Selain Jepang, adanya pembatasan di Finlandia sejak pertengahan Maret lalu tentu berdampak pada proses pembangunan smelter PTFI karena penggunaan teknologi outotec dari negara ini.
PTFI menggunakan konsultan pembangunan smelternya dari Kanada dimana negara itu juga telah mengeluarkan aturan karantina dan pembatasan warga negara asing akibat Covid-19 tentu berdampak pada proses pembangunan smelter PTFI.
“Lalu Amerika Serikat yang merupakan project office kami juga terdampak akibat pandemi Covid-19 ini. Selain itu, Spanyol dan Italia yang juga terdampak Covid-19. Sebagian besar komponennya impor. Situasi di lapangan dimana JIIPE yang memberitahu ke kami bahwa asa potensi delay dalam menyelesaikankewajiban pematangan lahan dan juga fasilitas infrastruktur. Hal inilah yang membuat kami mengajukan permohonan penundaan kepada Kementerian ESDM,” ucapnya.
Apabila Kementerian ESDM mengabulkan permintaan PTFI untuk melakukan penundaan selama 1 tahun tentu nantinya akan ada perubahan secara administrasi yang juga turut mundur selama 1 tahun.
Hal ini sesuai dalam Peraturan Pemerintah (PP) No1 Tahun 2017, yang merupakan revisi dari PP No 1 Tahun 2014 tentang pelaksanaan kegiatan usaha pertambangan mineral dan batu bara (Minerba) dimana pembangunan smelter diberikan waktu maksimal 5 tahun.
“Akan ada perubahan secara administrasi, jangka waktu akan diperpanjang satu tahun. jangka waktu penyelesain akan diundur satu tahun,” tuturnya.
Dengan penundaan pembangunan selama 1 tahun tersebut tentu berdampak pada mundurnya target penyelesaian dimana awalnya ditargetkan dapat selesai dan beroperasi secara komersial pada kuartal IV tahun 2023 menjadi tahun 2024.
Adapun progress smelter berdasarkan evaluasi per Januari 2020 telah mencapai 4,88 persen. Angka ini sedikit lebih tinggi dari target yang dipatok perusahaan yang sebesar 4,09 persen.
“Sudah pematangan lahan, sudah cukup matang dan hampir siap, tinggal finalisasi lagi. Rencananya konstruksi fisik bulan Agustus tetapi dengan kondisi saat ini tentu menunda,” ujar Tony.
Hingga saat ini, PTFI telah mengeluarkan anggaran sebesar Rp2 triliun untuk proses pembangunan smelter di Manyar Gresik. Adapun total anggaran yang diperlukan Freeport untuk membangun smelter sampai dengan 2023 mencapai sebesar US$3 miliar.
Dari total investasi sebesar US$3 miliar tersebut, sumber pendanaan utama berasal dari pinjaman bank sebesar US$2,8 miliar.
Tahun ini, PTFI mengganggarkan US$500 juta untuk investasi smelter. Dengan persetujuan penundaan proyek 1 tahun, dia memperkirakan alokasi anggaran tahun ini untuk tak akan sampai sebesar US$500 miliar.
“Untuk komitmen beberapa bank untuk pendaanan itu, kita sudah dapat. Dengan situasi sekarang ini proses tersebut tetap berlangsung cuman terhambat. Keadaan Ekonomi dunia yang ini terdampak sekali dengan situasi Covid-19 ini akan membuat perbankan melihat kembali. Rencana pendanaan miliaran dolar belum deal. Mereka akan mereview proposal kami. kami berharap tetap mendapatkan,” terangnya.
Sumber Bisnis, edit koranbumn