Proyek stadion raksasa Jakarta International Stadium (JIS) membuktikan bahwa progres pembangunan bisa beriringan dengan ketatnya protokol kesehatan untuk Covid-19 dan Status Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) untuk DKI Jakarta.
Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) PT Jakarta Propertindo (Jakpro) selaku owner proyek JIS, mengaku sebelum adanya PSBB dan larangan mudik dari pemerintah, pihaknya telah sejak awal mempersiapkan dan memfasilitasi agar para pekerja penggarap stadion tak pulang kampung.
Sekretaris Perusahaan Jakpro Hani Sumarno menjelaskan bahwa hal ini berlaku untuk para pekerja konstruksi, pihak KSO pelaksana proyek (PT Wijaya Karya Gedung, PT Jaya Konstruksi, dan PT Pembangunan Perumahan), serta awak Jakpro sendiri untuk menjadi percontohan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) lain.
“Para pekerja dari berbagai daerah ini tidak pulang kampung. Makanya mereka bisa produktif di dalam kawasan menggarap dari material yang sudah ada tersedia. Aman di proyek, sekaligus melindungi orangtua dan keluarga di kampung halaman,” ujar Hani
Hani memastikan bahwa JIS seakan menjadi rumah bagi sekitar 1.300 pekerja. Karena sesuai PSBB, akomodasi tempat tinggal pekerja terjamin dan punya komitmen untuk tidak pulang kampung.
Hasilnya, progres stadion dengan nilai kontrak investasi mencapai Rp4 triliun ini masih konsisten melampaui target atau heading dari rencana dengan deviasi sekitar 5 persen sesuai laporan KSO.
Progres pembangunan stadion seluas 300.000 m3 di lahan 22 hektare ini sudah mencapai realisasi 21,9 persen pada minggu ke-34. Masih bertahan di atas proyeksi rencana awal yang menargetkan pembangunan sudah ada di kisaran 16,9 persen.
Dalam laporan resmi progres JIS dari PT Wika Gedung, pengerjaan utamanya masih melanjutkan enam dari delapan slipform utama penyangga atap stadion JIS. Salah satu dari dua slipform yang belum sempat dibangun akibat pernah menemui kendala, kini tampak sudah dipersiapkan mulai menjulang tinggi menyusul yang lainnya.
Sementara pekerjaan bekisting, pembesian di tribun dan bangunan telah merambah sisi selatan dan sisi timur yang tingginya sudah mencapai lantai 4, sementara itu sisi barat telah mencapai lantai 3, dan sisi utara mencapai lantai 2.
Seiring dengan hal itu, pengerjaan juga sampai pada pembesian lapangan utama, lapangan latihan, serta pemancangan ramp sisi timur.
Protokol Pencegahan
Hani mengungkap bahwa protokol pencegahan Covid-19 di lingkungan Jakpro selain bertujuan untuk melindungi pekerja, juga turut diiringi dengan program-program pemberdayaan warga sekitar sebagai sarana sosial.
Seperti merekondisi lokasi yang digunakan sebagai Dapur Umum TNI-Polri besutan Forkopimda yang didedikasikan untuk masyarakat rentan terdampak Covid-19, di Jakarta Utara.
Melakukan penuemprotan disinfektan, serta terus menambah unit bilik sterilisasi ramah lingkungan dan fasilitas cuci tangan. Kesehatan dan keselamatan untuk mencegah penyebaran Covid-19 terus diperhatikan.
“Pada dasarnya PSBB supaya membatasi dengan ketat mobilitas sosial di area publik. Nah, di proyek, ada protokol di dalam ‘rumah’. Semua terkontrol dengan health monitoring system dan Protokol berkegiatan kerja, juga menggunakan social-distancing,” jelas Hani.
Hani mengungkap Jakpro pun telah membuat kebijakan untuk ikut mencegah persebaran Covid-19 lewat tim satuan tugas Covid-19 internal dari pihak Jakpro dan KSO, untuk memastikan pembatasan agenda tatap muka, serta prosedur promotif, kuratif, dan preventif untuk Covid-19 yang telah menjadi komitmen bersama.
Hani menjelaskan lebih lanjut, prosedur promotif merupakan upaya edukasi dan kampanye tentang Covid-19 di lingkungan proyek JIS. Mulai lingkungan pekerja proyek, sampai warga sekitar yang berhubungan langsung dengan proyek, seperti membuat katering atau berjaga di kantin proyek.
Kedua, prosedur kuratif merupakan prosedur apabila ada karyawan atau pekerja JIS yang tengah sakit atau mengalami gejala Covid-19. Dalam hal ini, Jakpro telah mempersiapkan ruang isolasi dan bekerja sama dengan RS rujukan Covid-19 terdekat, yakni RSPI Sulianti Saroso.
Terakhir, tetapi yang harus paling intens digelar menurut Hani, yakni prosedur preventif. Prosedur ini merupakan upaya yang dipersiapkan untuk mencegah lingkungan JIS menjadi salah satu tempat penularan pandemi.
Misalnya, mempersiapkan prosedur Penyampaian Dokumen Proyek, bagaimana rapat koordinasi proyek secara tatap muka dengan jarak sosial 1 meter, atau rapat Koordinasi Proyek Secara Video Conference bila diperlukan.
“Ada pula prosedur Kerja Dari Rumah atau Work From Home, pemeriksaan suhu pekerja konstruksi, karyawan, dan tamu proyek JIS, pembatasan keluar-masuk pada pintu masuk proyek, serta pembersihan dan disinfektan ruang kerja kantor proyek, barak dan kantin pekerja proyek,” tambahnya.
Seperti diketahui, nantinya JIS akan menjadi stadion pertama di Indonesia dengan atap buka-tutup. Dilengkapi pedestrian walk setinggi 80 meter yang bisa dimanfaatkan untuk melihat pemandangan kawasan, stadion tour, bahkan jogging track bagi para pengunjung.
Pengerjaan atap beserta pondasinya diprediksi akan menjadi pekerjaan kritis, sampai-sampai Jakpro menggandeng BuroHappold Engineering dari Inggris yang juga merancang Olympic Stadium, Emirates Stadium kandang Arsenal, dan Tottenham Hotspur Stadium di London, UK.
Pendanaan stadion kandang berkapasitas 82.000 penonton ini bersumber dari penyertaan modal daerah (PMD) dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Pemprov DKI Jakarta secara bertahap, yakni Rp900 miliar pada tahun anggaran 2019, Rp2,18 triliun pada 2020, dan Rp1,46 triliun pada 2021.
Sumber Bisnis, Edit koranbumn