PT Perkebunan Nusantara (PTPN) XI berencana memulai proses giling tebu tahun ini mulai Juni 2020 dengan target produksi gula sebesar 300.000 ton.
Humas PTPN XI, Brilliant Johan Anugerah mengatakan rencana giling 2020 dilaksanakan lebih awal guna memenuhi kebutuhan komoditas gula nasional yang harganya saat ini telah melebihi Harga Eceran Tertinggi (HET) lantaran pasokan gula yang menipis.
“Giling ditentukan oleh beberapa hal di antaranya kesiapan pabrik dan kesiapan bahan baku tebu, baik kualitas tingkat kemasakan dan kuantitas dari sisi jumlah,” katanya kepada Bisnis, Kamis (30/4/2020).
Dia mengatakan diperkirakan Pabrik Gula (PG) yang siap untuk memulai proses giling tebu yakni PG Assembagoes Situbondo dan beberapa PG lain sudah mulai melakukan steam test bulan ini.
“Tentunya ini akan dievaluasi kembali, parameter giling sudah jelas kesiapan pabrik dan bahan baku. Namun yang membedakan prosis giling tahun ini adalah kita menerapkan protokol kesehatan dan keamanan karyawan PG dengan physical distancing, cek suhu tubuh, wajib masker dan cuci tangan dengan sabun” ujarnya.
Adapun dalam proyeksi giling tebu tahun ini, perseroan menargetkan tingkat rendemen 7,9 persen. Tahun lalu, realisasi rendemen PTPN XI yakni 7,9 persen.
Sedangkan proyeksi tebu yang akan digiling tahun ini adalah 4 juta ton tebu, naik dibandingkan realisasi giling 2019 yakni 3,6 juta ton. Sementara luas areal tebu tahun ini diproyeksi 55.000 ha, meningkat dari tahun lalu yakni 48.000 ha.
Program CSR
Di samping mempersiapkan proses giling, PTPN XI juga turut memberi dukungan kepada para jurnalis Surabaya di masa pandemi Covid-19 dengan memberikan bantuan masker dan hand sanitizer.
“Profesi pers dalam masa pandemi saat ini sangat rentan terkontaminasi, karena sering berinteraksi dengan banyak orang dalam hal ini narasumber, dan mereka patut diapresiasi,” ujarnya.
Brilliant menjelaskan bantuan hand sanitizer tersebut merupakan produksi dari unit usaha PTPN XI yakni PASA, Djatiroto Lumajang. Pabrik alkohol dan spiritus tersebut memproduksi bio ethanol dengan memiliki kapasitas produksi 18.000 liter/hari dengan kualitas ethanol industrial grade 96%.
“Bahan baku dari bio ethanol itu adalah molasses produk samping produksi gula,” ujarnya.
Sedangkan masker yang dibagikan merupakan buatan UMKM mitra binaan PTPN XI di Surabaya. Pembuatannya diklaim memenuhi standar dan diawasi sehingga kualitasnya terjamin.
Sumber Bisnis, edit koranbumn