Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menargetkan Rumah Sakit Akademi Universitas Gadjah Mada (UGM) dapat rampung pada akhir Mei 2020.
Nantinya, fasilitas ini akan menjadi rumah sakit (RS) rujukan penanganan Covid-19 di Daerah Istimewa Yogyakarta.
Dalam kunjungannya ke Yogyakarta pada Rabu, 29 April 2020, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan penyelesaian RS Akademi UGM tersebut merupakan bagian dari refocussing kegiatan Kementerian PUPR sebesar Rp1,829 triliun untuk mendukung percepatan penanganan Covid-19.
“Berdasarkan hasil penilaian teknis Balitbang PUPR, secara struktur gedung RS masih baik dan bisa dipakai. Dengan demikian, penyelesaian RS ini tidak memakan waktu terlalu lama, karena kita menggunakan sistem moduler sehingga tinggal pemasangan saja,” kata Basuki, dalam siaran pers Rabu (29/4/2020).
Basuki menambahkan RS tersebut terdiri dari dua gedung masing-masing terdiri dari lima lantai dengan luas seluruhnya sekitar 8.600 meter persegi.
RS Akademi UGM memiliki kapasitas total sebanyak 107 tempat tidur dengan rincian 80 tempat tidur rawat inap, 2 tempat tidur ruang tindakan dan 25 tempat tidur ruang isolasi.
Gedung Yudhistira dengan luas 4.177 meter persegi memiliki kapasitas 38 tempat tidur. Gedung Arjuna dengan luas 4.505 meter persegi memiliki kapasitas 69 tempat tidur.
Sebagai informasi, pembangunan RS Akademi UGM ini sempat terhenti pada tahun 2010 dengan progres struktur bangunannya saat itu 75 persen.
Adapun pekerjaan penyelesaian RS Akademi UGM dilaksanakan sejak 20 April 2020. Saat ini progres penyelesaian pembangunan secara keseluruhan mencapai 30 persen dengan kemajuan pekerjaan rata-rata sekitar 3 persen per hari.
Pembangunan lanjutan RS Akademi UGM dilakukan oleh Direktorat Jenderal Cipta Karya melalui Badan Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW) Provinsi DIY dengan kontraktor PT Adhi Karya dan Manajemen Konstruksi PT Virama Karya. Perkiraan anggaran penyelesaian pembangunan rumah sakit ini Rp60 miliar.
Selain itu, Basuki menekankan pentingnya kontraktor untuk menggunakan produk dalam negeri dalam pengerjaan rumah sakit ini. Di samping itu, Basuki juga mengingatkan untuk menjaga kerapihan dan keselamatan kerja, termasuk bagi 300 pekerja yang terlibat.
Penyelesaian pembangunan RS Akademi UGM dilaksanakan sesuai protokol pencegahan Covid-19, seperti menjaga jarak fisik, menggunakan masker, dan menghindari kerumunan serta Inmen PUPR No 02/IN/M/2020 tentang Protokol Pencegahan Penyebaran Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) dalam Penyelenggaraan Jasa Konstruksi.
“Jangan sampai kita membangun Rumah Sakit malah pekerja konstruksi kita ada yang terpapar Covid-19,” katanya.
Sementara itu, Rektor UGM Panut Mulyono mengatakan penyelesaian pembangunan RS Akademi UGM ini merupakan sebuah berkah tersendiri baik bagi civitas akademika UGM maupun masyarakat sekitar.
“Ini adalah berkah bagi UGM setelah sempat lama terhenti. Kami berharap penyelesaian RS Akademi UGM ini dapat selesai tepat waktu, cepat dengan tetap menjaga kualitas yang baik,” jelasnya.
Sumber Bisnis, edit koranbumn