Daily Economic Review: Perkembangan terkini langkah-langkah Bank Indonesia terhadap COVID-19
Bank Indonesia (BI) meyakini laju inflasi pada bulan April 2020 masih terkendali.
Inflasi bulan April 2020 diprakirakan sekitar 0,18% (mtm) atau 2,78% (yoy). Prakiraan inflasi April 2020 tersebut lebih rendah dari bulan maret 2020 sebesar 2,96% (yoy) dan bulan Februari 2020 sebesar 2,98% (yoy). Hal ini mengkonfirmasi bahwa sampai dengan akhir tahun 2020, inflasi akan terkendali dan rendah di kisasan sasaran 3±1%.
Nilai tukar Rupiah diyakini akan berada di kisaran 15000 pada akhir tahun 2020.
Nilai tukar rupiah diperkirakan IDR15.000 pada akhir tahun. Hal ini disebabkan oleh 4 faktor yaitu (i) defisit transaksi berjalan Triwulan I yang akan lebih rendah dari 1,5% PDB dan secara keseluruhan pada tahun 2020 akan lebih rendah dari 2% PDB, (ii) BI akan selalu berada di pasar dan melakukan langkah-langkah yang diperlukan untuk menjaga stabilitas nilai tukar, (iii) arus modal asing diprakirakan akan masuk ke Indonesia, (iv) premi risiko diprakirakan akan menurun setelah pandemi COVID-19 berakhir.
BI akan terus menjaga stabilitas perkembangan pasar Obligasi Pemerintah Indonesia.
BI pada lelang pekan ini melakukan pembelian SBN di pasar perdana sebagai non competitive bid sebesar maksimal 25% dari target maksimal atau sekitar Rp10 triliun, namun agar Bank Indonesia mendahulukan pelaku pasar, sehingga hanya melakukan bid sebesar Rp7,5 triliun. Jumlah yang dimenangkan dalam pelaksanaan lelang SBN dari bid sebesar Rp44,4 triliun adalah Rp16,6 trilun dengan rincian Rp2,3 trilun untuk Bank Indonesia, dan sisanya sekitar Rp14,3 triliun dimenangkan oleh pasar.
Implementasi kebijakan Quantitative Easing untuk memastikan kecukupan likuiditas di sistem perbankan.
Kebijakan QE tersebut mencakup pembelian surat berharga negara (SBN) yang dijual oleh investor asing, term repo perbankan, yaitu pembelian SBN yang dimiliki oleh perusahaan-perusahaan, baik bank maupun korporasi di pasar repo, dan penurunan giro wajib minimum (GWM) Rupiah yang diturunkan pada bulan Januari dan April, dan swap valas.
Gerakan BI Peduli COVID-19.
Gerakan tersebut dilaksanakan antara lain melalui inisiatif anggota Dewan Gubernur dan pegawai (kecuali pegawai level Staf ke bawah) yang menyisihkan sejumlah tertentu dari Tunjangan Hari Raya (THR) Lebaran dan gaji selama 6 (enam) bulan, terhitung sejak Mei hingga Oktober 2020.
Tim riset ekonomi Bank Mandiri merevisi ke bawah prakiraan tingkat inflasi pada akhir tahun 2020 dari sebelumnya 3,25% menjadi 2,69%.
Hal ini dipengaruhi oleh melemahnya tingkat permintaan serta adanya rencana pemerintah untuk menurunkan harga barang yang diatur pemerintah seperti listrik dan bahan bakar minyak. Selain itu, biaya transportasi terutama transportasi udara juga mengalami penurunan yang cukup drastis akibat pandemi COVID-19.
Sumber Bank Mandiri, edit koranbumn