PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) menjadi salah satu badan usaha milik Negara (BUMN) yang belum memutuskan besaran dividen bagi para pemegang saham.
Padahal, sepanjang 2019 emiten penjaja logam mulia ini masih membukukan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada entitas induk sebesar Rp 193,85 miliar (turun 88,15% secara tahunan).
Sebagai gambaran, tahun lalu Antam mengalokasikan dividen sebesar 35% atau sekitar Rp 306.05 miliar dari perolehan laba bersih sepanjang 2018. Dividen tersebut setara Rp12,74 per saham.
SVP Corporate Secretary PT Aneka Tambang Tbk, Kunto Hendrapawoko, mengatakan, saat ini pihaknya tengah mengkaji dampak penyebaran virus Covid-19 terhadap kinerja perusahaan.
Kunto mengatakan, secara jangka panjang, pandemi ini berpotensi mempengaruhi kinerja ANTM khususnya di kuartal I dan kuartal II-2020.
“Hal ini terjadi karena sebagian pasar komoditas ANTM adalah pasar internasional yang menerapkan pembatasan aktivitas ekonomi di negaranya,” ujar Kunto
Namun demikian, ANTM tetap optimis dan berupaya agar tahun ini tetap mencatatkan kinerja yang baik.
Hal ini didasarkan atas pertimbangan yakni permintaan komoditas feronikel tidak mengalami penurunan secara global. ANTM berharap, ketika pandemi mereda dan negara tujuan ekspor memungkinkan untuk melaksanakan kegiatan ekonomi, maka aktivitas penjualan ekspor feronikel ANTM kembali membaik.
Kunto menegaskan saat ini kegiatan operasi pabrik feronikel ANTM tetap berjalan dengan protokol kesiagaan dan kesehatan secara ketat.
Selain itu, komoditas emas menjadi salah satu andalan ANTM saat ini. Sejalan dengan pembatasan sosial berskala besar (PSBB), ANTM melaksanakan transaksi emas secara online melalui Unit Bisnis Pengolahan & Pemurnian Logam Mulia.
“Pelanggan tetap dapat melakukan pembelian melalui website dan proses buyback dengan reservasi melalui aplikasi pesan singkat Whatsapp,” sambung dia.
Ditambah, sejauh ini ANTM tidak mendatangkan bahan baku impor untuk proses produksi. Kunto bilang, pabrik feronikel ANTM mendapatkan bahan baku dari tambang sendiri.
Prospek cerah
Analis NH Korindo Sekuritas Meilki Darmawan mengatakan, emiten yang juga tenar dengan nama Antam ini menjadi emiten holding tambang BUMN yang memiliki prospek paling cerah.
Meilki memperkirakan, ANTM berpotensi membukukan pendapatan Rp 36,4 triliun pada 2020 atau naik 11,3% secara year-on-year (yoy) dengan laba bersih Rp 889 miliar atau melesat 385,6% yoy.
Hal ini ditunjang dengan harga komoditas emas yang cenderung bullish.
“Investor bisa membeli saham ANTM dengan target harga Rp 1.100 dengan mempertimbangkan bisnis pertambangan ANTM adalah yang paling solid diantara ketiga emiten BUMN tambang dalam kondisi pandemi Corona,” ujar Meilki kepada Kontan.co.id, belum lama ini.
Pada perdagangan Jumat (8/5), saham ANTM ditutup menguat 7% ke level Rp 535 per saham.
Sumber Kontan, edit koranbumn