PT Asuransi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (Persero) akan menindaklanjuti setiap temuan Badan Pemeriksa Keuangan terkait sejumlah masalah dari penyelenggaraan program pensiun.
Corporate Communications Officer PT Asuransi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (Asabri) Desy Ananta Sembiring menjelaskan bahwa pihaknya telah memperoleh laporan terkait dengan temuan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) mengenai pengelolaan akumulasi iuran pensiun (AIP) yang belum dilaksanakan secara optimal.
“Terkait dengan temuan dari BPK [Badan Pemeriksa Keuangan], setiap temuan akan ditindaklanjuti sebagai suatu langkah perbaikan dan pengembangan bagi perusahaan,” ujar Desy
Dia menjelaskan bahwa manajemen Asabri sedang melakukan langkah-langkah pemulihan atas investasi yang merosot. Manajemen Asabri pun menyatakan sedang melakukan perbaikan kinerja keuangan.
Desy menyatakan bahwa terdapat sejumlah temuan BPK dan terdapat permasalahan investasi, Asabri memiliki likuiditas yang solid dan tetap mampu memenuhi kewajiban kepada para peserta.
“Layanan kepada para peserta pun tetap berjalan normal dan berkualitas,” ujarnya.
Sebelumnya, BPK menyatakan bahwa program pensiun yakni AIP yang dilaksanakan oleh Asabri masih belum efektif, belum dilaksanakan secara optimal, dan memerlukan perbaikan. Hal tersebut tercantum dalam Ikhtisar Hasil Pemeriksaan Semester II Tahun 2019.
BPK menemukan bahwa pemerintah tidak mengatur bentuk pengelolaan risiko investasi saham yang mengalami penurunan nilai dan penyertaan langsung. Pemerintah pun belum menetapkan kebijakan sanksi atas penurunan dana AIP dan/atau capaian hasil investasi AIP yang tidak mencapai target.
“Selain itu, terdapat penempatan saham yang tidak sepenuhnya memenuhi prinsip kehati-hatian pada PT Asabri,” tertulis dalam laporan tersebut.
Hal tersebut dinilai membuat capaian kinerja atas pengelolaan dan penggunaan dana AIP belum memberi hasil yang maksimal. BPK pun menilai pengelolaan dana tersebut belum dapat diukur secara andal.
Anggota BPK Achsanul Qosasih menyatakan bahwa manajemen Asabri harus segera melakukan perbaikan atas sejumlah permasalahan. Manajemen Asabri dinilai harus melakukan perbaikan dengan profesional.
“Temuan tidak efektif itu ada di Asabri, karena pengelolaan investasi yang butuh perbaikan. Untuk memperbaikinya, Komite Investasi Asabri harus kuat dan profesional,” ujar Achsanul
Sumber Bisnis, edit koranbumn