Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) telah mempersiapkan road map untuk mendiversifikasi bisnis yang dijalankan oleh perusahaan pelat merah yang bergerak di bidang farmasi. Diversifikasi ini dilakukan untuk menekan jumlah impor bahan baku dan memanfaatkan ketersediaan bahan baku yang ada di dalam negeri.
Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan, sudah saatnya perusahaan farmasi dalam negeri mulai berpihak pada pengobatan herbal. Sebab pemanfaatan obat herbal di dalam negeri dinilai belum maksimal.
“Kita sudah siapkan roadmap untuk tiga perusahaan BUMN farmasi, Bio Farma, Indo Farma dan Kimia Farma. Kami minta difokuskan,” kata Erick dalam sebuah diskusi virtual, Selasa (26/5/2020).
Dia menjabarkan, PT Bio Farma (Persero) nantinya akan difokuskan untuk menggarap proyek kesehatan berbasis bioteknologi, seperti pembuatan stemcell, bioplasma dan lain sebagainya. Sedangkan PT Kimia Farma Tbk (KAEF) akan memiliki spesialisasi dalam obat-obatan kimia. Kemudian PT Indofarma Tbk (INAF) nantinya akan dikhususkan menjadi perusahaan farmasi di bidang obat-obatan herbal.
“Jadi walaupun mereka sama-sama fokus ke kesehatan tapi saya mau mereka ke titik yang tadi herbal karena obat herbal kita belum maksimal. Ini kita garap ke depan supaya ketergantungan impor berkurang,” ujar Erick.
Sumber CNBC Indonesia, edit koranbumn