PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan & Ratu Boko (Persero) akan membuka kembali operasional dan fasilitasnya. Rencananya, ketiga candi akan dibuka pada Juni 2020 setelah ditutup kurang lebih selama tiga bulan.
Direktur Utama PT TWC, Edy Setijono menerangkan, pembukaan ini memerhatikan imbauan dari pemerintah pusat, khususnya dari Kementerian BUMN dengan menerapkan protokol Covid-19. Saat ini, berbagai persiapan dilakukan dengan memperbaiki dan meningkatkan standar kualitas.
Khususnya, menuju pariwisata yang bersih, sehat, dan aman menerima wisatawan yang berkunjung. Hal ini sesuai pula arahan Kemenparekraf yang akan menerapkan program Cleanliness, Health, and Safety (CHS) di tiap destinasi pariwisata.
Program ini dinilai penting karena pandemi telah membuat perilaku manusia berubah. “Masyarakat jauh lebih peduli terhadap faktor-faktor kebersihan, kesehatan, dan keamanan, termasuk dalam melakukan aktivitas berwisata,” ungkap Edy, Rabu (27/5).
Ia menjelaskan, konsep The New Normal Pariwisata meliputi seluruh wisatawan yang masuk harus menggunakan masker, dilakukan pengecekan suhu tubuh, dan menjalani visitor management.
Sementara pengelola objek wisata haurus meenerapkan physical distancing, menyediakan tempat cuci tangan tiap 100 meter, papan informasi protokol Covid-19, dan menempatkan tenaga layanan wisatawan yang aktif mengarahkan wisatawan untuk selalu menjalankan protokol yang sudah ditetapkan.
“Untuk mengurangi interaksi antara petugas dan wisatawan, PT TWC menerapkan pembayaran sebagian loket secara cashless di destinasi-destinasi wisata kelolaannya,” kata Edy.
Selain itu, sebagai upaya-upaya menjaga kenyamanan dan kebersihan lingkungan pedagang, diterapkan pula protokol pencegahan Covid-19 di area sekitar kios pedagang. Serta, sediakan layanan kesehatan prima dengan tenaga dan ruang medis yang memadai.
Sebelum membuka secara resmi destinasi TWC, PT TWC akan melakukan kegiatan praoperasional dengan mengadakan tur bersama media serta travel agent. Hal itu untuk memberi informasi terkait perubahan yang dilakukan di dalam kawasan.
“Dengan diterapkannya The New Normal Pariwisata diharapkan dapat membangun kepercayaan wisatawan, sehingga dunia pariwisata dan perekonomian ini dapat bangkit kembali. Meski kita yakin tidak akan cepat kembali normal seperti sediakala,” ujar Edy.
Sumber Republika, edit koranbumn