PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) membukukan pendapatan Rp 135,57 trilliun sepanjang 2019. Jumlah ini naik 3,7% dibanding pendapatan tahun 2018 yang sebesar Rp 130,78 triliun.
Emiten berkode saham TLKM ini turut mencatatkan peningkatan laba sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi (EBITDA) sebesar 9,5% year on year (yoy) menjadi Rp 64,83 triliun. Laba bersih TLKM juga naik 3,5% yoy menjadi Rp 18,66 triliun.
Direktur Utama Telkom Ririek Adriansyah mengatakan, kontributor utama pertumbuhan ini adalah bisnis digital Telkomsel dan IndiHome yang meningkat signifikan. Memang, pendapatan bisnis digital Telkomsel naik 23,1% yoy menjadi Rp 58,24 triliun, berkebalikan dengan pendapatan telepon yang turun 16,8% yoy ke Rp 27,98 triliun dan pendapatan Short Messaging Services (SMS) yang merosot 23,1% yoy menjadi Rp 7,06 triliun.
Menurut Ririek, kenaikan pendapatan bisnis digital Telkomsel terdorong oleh semakin besarnya kebutuhan layanan data di tengah masifnya gaya hidup digital. Buktinya, trafik data Telkomsel melesat 53,6% yoy menjadi 6.558 petabyte (PB).
Terlebih lagi, Telkomsel masih menjadi operator seluler dengan basis pelanggan terbesar di Indonesia, yakni 171,1 juta pelanggan dengan pengguna mobile data sebanyak 110,3 juta pelanggan.
Per akhir 2019, kontribusi bisnis digital terhadap pendapatan Telkomsel juga naik menjadi 64%, dari 53% pada tahun sebelumnya. “Ini seiring dengan pengembangan berbagai layanan digital seperti Digital Lifestyle, Digital Advertising, Big Data, Digital Enterprise Solution, dan Mobile Payment,” tutur Ririek dalam keterangan tertulisnya, Selasa (26/5).
Ririek menyampaikan, pada 2019, Telkomsel juga berhasil melakukan pengendalian biaya dengan baik sehingga mampu meningkatkan margin EBITDA menjadi 54,0% dari tahun sebelumnya 53,2%.
Tak mau ketinggalan, bisnis segmen consumer Telkom, yakni IndiHome juga mencatatkan kenaikan pendapatan sebesar 28,1% yoy menjadi Rp 18,3 triliun pada 2019. Jumlah pelanggan IndiHome tumbuh 37,2% secara tahunan menjadi 7 juta pelanggan per akhir tahun lalu. “Profitabilitas IndiHome juga semakin baik dengan EBITDA margin mencapai 33,9%, mendekati standar profitabilitas global,” kata Ririek.
Pada segmen enterprise, Telkom mengubah kebijakan bisnis dengan berfokus pada lini bisnis yang memiliki profitabilitas lebih tinggi yang bersifat recurring. Telkom mengutamakan layanan enterprise solutions seperti enterprise connectivity, data center, dan cloud.
Sebaliknya, Telkom mengurangi dan tidak memprioritaskan solusi bisnis yang memiliki tingkat margin relatif rendah dan non-recurring. Alhasil, sepanjang 2019 profil bisnis segmen enterprise menjadi lebih baik dengan pendapatan sebesar Rp 18,7 triliun atau setara 14% terhadap pendapatan konsolidasian.
Segmen wholesale and international business pada tahun 2019 turut menunjukkan kinerja yang cukup baik dan menjadi enabler bagi segmen lainnya. Di segmen ini, Telkom memberikan layanan kepada operator telekomunikasi, internet service provider, dan digital player baik domestik maupun global. Pendapatan segmen ini tumbuh 5,2% yoy menjadi Rp 10,61 triliun atau berkontribusi 8% terhadap pendapatan konsolidasian.
Sumber Kontan, edit koranbumn