PT Waskita Karya (Persero) Tbk. dan PT Adhi Karya (Persero) Tbk. membukulan perolehan kontrak baru yang kurang mengesankan pada awal kuartal II/2020.Perolehan kontrak baru dua perusahaan konstruksi milik negara itu hanya tumbuh bertambah sedikit.
Direktur Keuangan Waskita Karya Haris Gunawan mengatakan perolehan kontrak baru hanya bertambah Rp800 miliar selama April 2020. Dalam tiga bulan pertama 2020, emiten berkode saham WSKT ini membukukan kontrak baru senilai Rp3,16 triliun.
“Kontrak sampai dengan April Rp4 triliun,” katanya
Perolehan kontrak secara kumulatif tersebut juga mengalami penurunan cukup tajam dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Pada Januari—April 2019 perseroan membukukan kontrak baru sebesar Rp5,87 triliun. Walhasil, perolehan kontrak baru dalam empat bulan pertama 2020 turun 32 persen dibandingkan dengan tahun lalu.
Sebelumnya Haris mengungkapkan pada April 2020 memang sudah diprediksi akan terjadi perlambatan yang cukup signifikan untuk proses tender proyek baru. Beberapa proyek yang ditenderkan juga melakukan penundaan pengumuman pemenang.
Pada awal tahun ini perseroan menargetkan kontrak baru sebesar Rp50 triliun. Berdasarkan kinerja sejauh ini perseroan baru mencapai sekitar 8 persen dari target kontrak baru 2020.
Sementara itu, PT Adhi Karya (Persero) Tbk. membukukan perolehan kontrak baru, sebesar Rp2,6 triliun hingga April. Raihan kontrak baru ini tidak mengalami banyak perubahan dibandingkan posisi hingga Maret yang mencapai Rp2,5 triliun.
Berdasarkan keterangan resmi Adhi Karya, tambahan kontrak baru yang minim tersebut berasal dari pembangunan rumah sakit khusus Covid-19 di Universitas Gadjah Mada (UGM), Daerah Istimewa (DIY) Yogyakarta.
Sementara itu, berdasarkan lini bisnisnya, kontrak baru sampai dengan April didominasi oleh kontrak konstruksi dan energi sebesar 91 persen, properti 8 persen, dan sisanya 1 persen dari lini bisnis lainnya
Perolehan kontrak emiten berkode saham ADHI tersebut, sejauh ini juga masih didominasi oleh kontrak dari pemerintah sebesar 70 persen. Sementara itu, BUMN berkontribusi sebesar 20 persen dan sisanya dari sektor swasta.
Kontrak baru yang didapatkan Adhi Karya sepanjang Januari-April tahun ini menyusut sekitar 32 persen dari periode yang sama tahun lalu. Pada Januari–April, torehan kontrak baru perseroan mencapai Rp3,9 triliun
Sumber Kontan, edit koranbumn