PT Pertamina (Persero) menegaskan proyek pembangunan dan pengembangan sejumlah kilang masih menjadi proyek stragis nasional dan masih berjalan sesuai target.
Direktur Megaproyek Pengolahan dan Petrokimia Pertamina, Ignatius Tallulembang mengatakan bahwa tidak ada satu pun proyek Refinery Development Masterplan Program (RDMP) dan Grass Root Refinery (GRR) yang terdepak dari status proyek strategis nasional (PSN).
Dia menuturkan bahwa, proyek tersebut masih sejalan dengan kriteria proyek strategis nasional yakni keberlanjutan dan kepastian investasi,peningkatan penyediaan lapangan kerja, mempertahankan daya saing, peningkatan ketahanan energi, dan menjadi lokomotif pertumbuhan serta pengembangan perekonomian.
“[Proyek kilang] masih sangat releven sebagai PSN,” katanya dalam paparanya kepada media, Jumat (5/6/2020).
Dia menambahkan, hingga saat ini seluruh proses pengerjaan proyek kilang itu masih berjalan sesuai dengan target. Adapun, untuk Kilang Balikpapan progress pengerjaannya telah memasuki tahap konstruksi dan mencapai 17 persen yang ditargetkan rampung pada 2023.
Pihaknya menuturkan untuk Kilang Balongan yang pengerjaan dengan tiga fase, pada fase 1 saat ini telah memasuki proses lelang pengadaan dan ditargetkan onstream pada 2022. Sementara untuk fase 2 sedang dilakukan kajian untuk peningkatan kapasitasnya yang akan rampung pada September atau Oktober 2020 yang akan dilanjutkan dengan kajian engineering.
Adapun untuk fase 3, kata Ignatius, baru saja disepakati kerja sama dengan mitra CPC terkait dengan pengolahan petrokikmia yang nantinya akan berintergrasi dengan kilang yang sudah. Fase 3 ini ditargetkan selesai pada 2026.
Lebih lanjut, pada Kilang Cilacap pihak Pertamina tengah mencari mitra strategis baru setelah Saudi Aramco memutuskan hubungan kerja sama dalam pengembangan kilang tersebut.
Pihaknya terus mengupayakan melanjutkan proyek selagi mencari mitra strategis Baru. Pertamina berencana melakukan percepatan pada beberapa proyek biorefinary yang akan dibangun di Cilacap, dengan percepatan itu proyek biorefinary untuk skala kecil ditargetkan bisa beroperasi pada 2022.
Selain itu, pada pengerjaan proyek Kilang Plaju yang difokuskan untuk membangun bahan biofuel, Pertamina telah menyelesaikan tahapan studi dan akan memasuki tahapan lelang proyek pada 2021.
Selanjutnya, pembangunan proyek Kilang Tuban tengah memasuki tahapan lelang untuk menunjuk kontraktor pada proyek tersebut yang akan selesai pada Juli 2020 dengan target penyelesaian proyek pada 2023.
Terakhir, pengerjaan Kilang Dumai masih memasuki tahapan awal, Pertamina dengan mitranya masih melakukan kajian bersama dari sisi proyek maupun potensi yang bisa dikembangkan di proyek tersebut.
“Proyek-proyek masih berjalan sesuai target. Pertamina berkomitmen untuk menyelesaikan project dari target yang ditentukan,” ungkapnya.
Sumber Bisnis, edit koranbumn