PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) memastikan kondisi likuiditas dan permodalan sangat aman. Hingga kini posisi likuiditas bank yang fokus pada sektor perumahan tersebut mencapai Rp 35 triliun.
“Likuiditas BTN sangat aman, begitu juga fundamental sangat kuat. Apalagi dari sisi permodalan lebih tinggi dibandingkan tahun lalu,” ujar Direktur Finance, Planning, & Treasury BTN Nixon LP Napitupulu
Nixon memaparkan, dalam kondisi Covid-19 ini perbankan khususnya BTN menyediakan likuiditas yang lebih tinggi sekitar 30% dibandingkan kondisi biasanya. Pasalnya, selama Covid-19 ini ekspansi kredit agak di rem karena tidak ada pertumbuhan kecuali di penyaluran kredit pemilikan rumah (KPR) Subsidi yang permintaannya cukup besar. “Di bulan Mei saja ada akad sekitar Rp 800 miliar untuk KPR Subsidi,” kata dia.
Sementara untuk posisi permodalan, Nixon menuturkan sangat kuat karena capital adequacy ratio (CAR) berada pada level 18%-19% lebih tinggi dari posisi yang sama tahun lalu sekitar 16%-17%. “Kami juga bersyukur customer base kami cukup bagus dan well informed. Sehingga jika ada informasi di publik mereka selalu bertanya dulu kepada BTN,” jelasnya.
Di sisi lain, Direktur Utama BTN Pahala Nugraha Mansury mengatakan, upaya bank dengan kode saham BBTN ini meningkatkan dan memperbaiki tata kelola perusahaan mendapatkan apresiasi dan pengakuan dari Forum Asean Corporate Governance sebagai Top 3 ASEAN Corporate Governance Scorecard (ACGS).
BTN masuk dalam 10 Perusahaan tercatat dalam kategori ASEAN Asset Class tahun 2019 yang dinilai memiliki tata kelola perusahaan yang baik dan layak dilirik kalangan investor global.
“Prestasi ini menjadi bukti sekaligus motivasi bagi perseroan untuk terus meningkatkan tata kelola perusahaan, meningkatkan hubungan baik dengan para stakeholder maupun pemegang saham dan serta memacu kinerja Bank BTN,” katanya.
Dalam meningkatkan tata kelola di bank spesialis pembiayaan perumahan ini, Pahala memaparkan sejumlah inisiatif strategis antara lain dengan menerapkan rekomendasi domestic ranking bodies (DRB) yang diberikan oleh RSM Indonesia dari hasil penilaian tahun sebelumnya sebagai area perbaikan ACGS.
Bank BTN juga terus menyempurnakan tata kelola perusahaan dan mengimplementasikan prinsip pedoman tata kelola perusahaan sesuai aturan dari OJK serta prinsip ACGS.
“Perseroan mengoptimalkan integrated governance risk compliance (iGRC) di setiap unit kerja yang mencakup komponen GCG, risk management, compliance, budaya perusahaan, etika bisnis (code of conduct) dan anti-fraud sehingga dapat beroperasi secara efektif dan efisien yang pada akhirnya meningkatkan kinerja berkualitas unggul,” kata Pahala.
Dia menambahkan pencapaian Bank BTN dalam ACGS merupakan wujud komitmen perseroan sebagai perusahaan terbuka yang patuh dengan regulasi dan menjalankan prinsip transparansi dan tata kelola perusahaan dalam menjalankan bisnisnya. “Peran pemegang saham dan pemangku kepentingan membantu Bank BTN melakukan inisiatif serta inovasi utuk meningkatkan tata kelola perusahaan yang dapat mendukung visi dan misi kami,” pungkas Pahala.
Sumber Kontan, edit koranbumn