PT Petrokimia Gresik pada semester I/2020 mengekspor pupuk 253.000 ton atau 58 persen dari target ekspor tahunan sebesar 435.000 ton.
Direktur Permasaran Petrokimia Gresik Digna Jatiningsih mengatakan dari capaian tersebut, sebanyak 175.000 ton merupakan jenis pupuk NPS dan 78.000 ton pupuk Urea yang telah dikirim ke India dan Meksiko.
“Target sebesar 435.000 ton tahun ini meningkat 10 persen dibandingkan 2019. Produk yang kami genjot ekspornya adalah jenis pupuk ZK, NPK, NPS dan Urea,” ujarnya dalam rilis, Selasa (16/6/2020).
Dia mengatakan beberapa waktu lalu, Petrokimia Gresik telah mengekspor pupuk NPS ke India dengan jumlah terbesar dalam satu kali pengiriman yakni mencapai 50.000 ton.
Meski begitu, kata Digna, petani dalam negeri tidak perlu khawatir kekurangan pasokan pupuk karena perseroan sudah lebih dulu mengalokasikan pupuk bersubsidi sesuai yang jatah yang ditetapkan pemerintah.
“Kami tetap menjalankan kewajiban penyaluran pupuk bersubsidi sesuai alokasi pemerintah, dan menyediakan juga pupuk non-subsidi untuk kebutuhan yang tidak teralokasi pada skema subsidi,” katanya.
Digna menambahkan, pandemi Covid-19 yang melanda dunia saat ini, sangat berdampak terhadap perdagangan dan perekonomian global. Namun hal ini tidak begitu mengganggu kinerja penjualan ekspor pupuk Petrokimia Gresik.
“Justru ini menjadi peluang, karena demand dari berbagai negara tetap tinggi, tapi supply-nya berkurang karena negara-negara penyuplai pupuk seperti China beberapa waktu lalu sempat menghentikan ekspor akibat pandemi Covid-19,” ujarnya.
Adapun Petrokimia Gresik saat ini memiliki 31 pabrik dengan kapasitas produksi sebesar 8,9 juta ton per tahun. Terdiri dari 5 juta ton pupuk dan 3,9 juta ton non-pupuk.
Dari 5 juta ton kapasitas produksi pupuk, sebesar 2,7 juta ton di antaranya adalah pupuk NPK dan NPS. Dari jumlah tersebut, sebesar 2,2 juta ton digunakan untuk memenuhi alokasi pupuk NPK bersubsidi. Sedangkan selebihnya untuk memenuhi pasar komersil, baik retail maupun ekspor.
Sumber Bisnis, edit koranbumn