Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menargetkan PT Bio Farma (Persero) agar dapat memproduksi 2 juta reagen polymerase chain reaction (PCR) kit per bulan.
Erick mengatakan saat ini Bio Farma telah mampu memproduksi 50.000 PCR kit per minggu atau 200.000 kit per bulan. PCR kit tersebut merupakan alat yang digunakan dalam tes swab pasien terduga Covid-19.
“Alhamdulilah kemarin bisa 50.000 per minggu, 200.000 per bulan, tapi nanti targetnya 2 juta [per bulan],” ujar Erick, Kamis (9/7/2020).
Erick menilai ada 3 poin penting dalam penanganan dan pengendalian pandemi di Indonesia yakni vaksin, obat, serta alat tes, dan dia ingin BUMN mampu menjadi pemimpin dalam membantu penyediaan ketiga hal tersebut.
Maka dari itu, kata Erick, saat ini Kementerian BUMN tengah fokus mendorong perusahaan-perusahaan pelat merah di bidang farmasi dapat menjadi pemimpin untuk solusi penanganan pandemi Covid-19, baik dari pembuatan vaksin, obat, maupun alat tes.
“Contohnya kita sekarang fokus memastikan bahwa perusahaan Bio Farma menjadi leading company, leading sector. Kita mencari solusi untuk vaksin, tapi di luar itu kita berusaha membantu bagaimana PCR bisa buatan lokal,” papar Erick.
Selain itu, Erick menyebut kementerian BUMN terus mendorong innovator lokal untuk penemuan alat-alat kesehatan, seperti ventilator, agar dapat diproduksi secara massif di dalam negeri.
“Kita udah men-challenge untuk inovator lokal […] karena tiga poin tadi, vaksin, obat, dan tes, dan perawatan ini tak bisa terpisahkan, tapi ini semua mahal,” ujar Erick.
Sumber Bisnis, edit koranbumn