PT Pelayaran Nasional Indonesia (Persero) atau Pelni menargetkan angkutan kapal ternak mulai Agustus hingga akhir 2020 mengalami peningkatan. Saat ini Pelni mengoperasikan satu kapal ternak yakni KM Camara Nusantara 1.
“Manajemen menargetkan KM Camara Nusantara 1 mampu mengangkut hingga 3.850 ekor sapi,” kata Kepala Kesekretariatan Perusahaan Pelni Yahya Kuncoro dalam pernyataan tertulisnya, Senin (13/7).
Dia mengatakan target tersebut naik 24 persen dari realisasi pada periode yang sama tahun lalu sejumlah 2.891 ekor. Yahya memastikan Pelni akan berusaha memaksimalkan kapal tersebut untuk memenuhi kebutuhan hewan ternak sapi di Indonesia.
Menjelang Hari Raya Idul Adha 1441 H, Yahya mengatakan muatan hewan ternak sapi pada KM Camara Nusantara 1 terus meningkat. “Terhitung hingga pertengahan Juli ini, muatan hewan ternak sapi pada kapal yang dioperasikan oleh Pelni mencapai 2.968 ekor,” kata Yahya.
Meski dalam kondisi pandemi Covid-19, Pelni mencatat distribusi dan kebutuhan akan hewan ternak masih akan terus meningkat. Khususnya saat memasuki Hari Raya Idul Adha. “Pekan kedua Juli ini, KM Camara Nusantara 1 telah membawa 548 ekor sapi menuju Jakarta. Dari jumlah tersebut, 398 ekor sapi dibawa dari Kupang dan 150 ekor dibawa dari Waingapu,” kata Yahya.
Kapal khusus ternak KM Camara Nusantara 1 memiliki kapasitas hingga 550 hewan sapi dalam satu kali perjalanan. Kapal tersebut melayani trayek Kupang-Waingapu-Tanjung Priok-Cirebon-Kupang. Kapal tersebut juga didukung dengan jadwal pelayaran yang tetap dan teratur. “Dengan begitu ini memberikan kepastian waktu bagi para pengguna jasa untuk mempersiapkan dan mengirimkan hewan ternaknya,” ujar Yahya.
Pengguna kapal ternak yang dioperasikan Pelni yakni perusahaan BUMN. BUMD, dan koperasi daerah. Begitu juga dengan badan hukum yang telah mendapatkan izin atau rekomendasi dari Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Peternakan, Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian dan Dinas Peternakan Daerah asal ternak.
Yahya mengatakan kapal khusus ternak turut membantu menjaga kualitas hewan hingga pelabuhan tujuan. “Kapal telah didesign dengan memperhatikan prinsip animal welfare yang dapat membantu meminimalkan penyusutan bobot ternak sebesar delapan hingga 10 persen serta mengurangi tingkat stres hewan selama masa pelayaran,” kata Yahya.
Menurutnya, hal ini berbeda saat hewan ternak diangkut dengan menggunakan kapal kargo. Dia menuturkan, cara muat dan bongkar hewan ternak ke atas kapal dapat membuat hewan stres dan mempengaruhi bobot hewan hingga lebih dari 13 persen.
Saat ini Pelni mengoperasikan sebanyak 26 kapal penumpang dan menyinggahi 83 pelabuhan serta melayani 1.100 ruas. Selain angkutan penumpang, Pelni juga melayani 45 trayek kapal perintis yang menjadi sarana aksesibilitas bagi mobilitas penduduk di daerah terluar yang menyinggahi 275 pelabuhan dengan 3.739 ruas.
Pelni juga mengoperasikan sebanyak 20 kapal Rede. Sedangkan pada pelayanan bisnis logistik, Pelni mengoperasikan empat kapal barang, delapan kapal tol laut, dan satu kapal khusus ternak. Sebelumnya, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memprediksi adanya kenaikan permintaan dalam volume angkutan kapal ternak menjelang Hari Raya Idul Adha.
Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Laut Ditjen Perhubungan Laut Kemenhub Wisnu Handoko mengatakan menjelang Hari Raya Idul Adha biasanya menjadi peak season bagi operasional kapal ternak. “Yang biasanya pengiriman mayoritas ke Jakarta maka menjelang Idul Adha akan ada permintaan ke daerah-daerah lain,” kata Wisnu.
Sumber Republika, edit koranbumn