PPI bersama Badan Pengurus Pusat Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (BPP HIPMI) siap mengekspor produk usaha, mikro, kecil dan menengah (UMKM) yang dibuat langsung oleh produsen di setiap daerah.
PPI terus meningkatkan kemitraan dengan pelaku usaha seperti petani dan nelayan untuk mendukung percepatan ekspor.
HIPMI memang berkomitmen untuk membantu program ekspor produk UMKM dari setiap daerah dan perlu ada kajian untuk memastikan keaslian produk UMKM yang akan dibantu ekspornya.
Misalnya, kelompok tani di Garut minta benih atau bibit dari luar negeri untuk ditanam di Indonesia agar memiliki cita rasa yang enak seperti di Indonesia. Dengan demikian, hasil dari benih atau bibit tersebut akan diekspor ke negara yang bersangkutan.
Program kemitraan dengan UMKM, petani, dan nelayan juga merupakan strategi PPI dalam menyerap produk UMKM, terutama untuk pasar ekspor. Kemitraan dengan UMKM, petani, dan nelayan merupakan pola sumber suplai dalam percepatan ekspor PPI.
“Salah satu kemitraan itu ditunjukkan dengan berhasilnya ekspor kopi dan bawang merah produk UMKM mitra PPI beberapa kali ke Mesir, Taiwan, dan Cina. Selain itu, PPI juga membidik peluang ekspor pupuk yang mempunyai jaringan distribusi. Komoditi kopi dari berbagai petani kopi di seluruh Indonesia sudah beberapa kali diekspor dan mendatang segera akan di re-ekspor.
Untuk produk hortikulutura, PPI saat ini dalam persiapan pola tanam sebagai offtaker hasil petani Garut, untuk rencana ekspor ke Singapura dan negara Asia lainnya. Tuna dan hasil ikan lautnya pun merupakan hasil nelayan yang telah diekspor PPI pada awal tahun ini.
Sumber PPI, edit koranbumn