PT Angkasa Pura I (Persero) atau AP I mengimplementasikan empat inisiatif strategi untuk bertahan pada situasi krisis, termasuk di dalamnya strategi penguatan portofolio bisnis baru yakni optimalisasi bisnis nonaeronautika.
VP Corporate Secretary AP I Handy Heryudhitiawan menjelaskan penguatan portofolio bisnis baru, termasuk di dalam strategi rebound dengan mengembangkan adjacent business guna memperkuat portfolio. Selain itu juga menciptakan bisnis yang tidak memiliki ketergantungan terhadap jumlah pergerakan pesawat dan penumpang.
“Kami mengoptimalkan aset lahan tidak produktif untuk menunjang arus bisnis baru dengan diversifikasi pendapatan melalui digital monetizing dan optimalisasi anak perusahaan agar dapat menciptakan ekosistem bandara yang terintegrasi melalui aerocity, cargo village, amusement park, dan komponen lainnya,” jelasnya, Selasa (28/7/2020).
Dia mencontohkan AP I pada Juni 2020, melalui anak perusahaannya Angkasa Pura Logistik meluncurkan bisnis baru yaitu layanan air freight, yaitu pesawat khusus kargo (ATR dan Boeing) untuk mendukung bisnis kargo anak perusahaan. Terlebih, bisnis kargo pada masa pandemi ini relatif stabil.
Hal ini dapat dilihat dari realisasi trafik kargo semester I/2020 yang lebih tinggi 4 persen dibandingkan dengan rencana kerja dan anggaran (RKA) 2020 yaitu dari 197.140.307 kg (RKA semester I 2020) dengan realisasi semester I/2020 sebesar 204.528.816 kg.
Sementara, untuk bisnis air freight, ke depannya, AP I akan menambah 1 pesawat (Boeing) sehingga total pesawat kargo untuk bisnis air freight menjadi 3 pesawat (2 ATR dan 1 Boeing).
Secara umum, AP I menjabarkan empat inisiatif strategi yang ditempuh selama pandemi yang dimulai dengan mengidentifikasi risiko strategis, keuangan, dan operasional yang memiliki implikasi terhadap Covid-19 sebagai baseline untuk menyusun strategi dan langkah teknis.
Selanjutnya, perusahaan membentuk Tim Crisis Center yang membantu Angkasa Pura I berkoordinasi dan melakukan monitoring terhadap service level agreement (SLA) pemenuhan kewajiban public service obligation (PSO) serta pencapaian target.
Kemudian langkah strategi bertahan hidup dengan mempersiapkan kondisi keuangan perusahaan untuk bertahan di 2020 dengan melakukan beberapa program kerja seperti simulasi cash flow, cost leadership, dan revenue enhancement. Terakhir AP I telah menyiapkan strategi rebound dalam lompatan pertumbuhan pada 2021 yang mencakup penguatan portofolio bisnis baru.
Sumber Bisnis, edit koranbumn