PT Bukit Asam Tbk (PTBA) menyebut, proyek strategis perusahaan yakni Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Sumsel 8 sempat terdampak pandemi Covid-19. Namun, perusahaan pelat merah ini tetap yakin proyek tersebut dapat selesai tepat waktu.
Sekretaris Perusahaan PTBA Apollonius Andwie mengatakan, hingga pertengahan Juli lalu tingkat kemajuan proyek PLTU Sumsel 8 sudah sekitar 45%.
Pengerjaan proyek PLTU berkapasitas 2×620 megawatt (MW) ini pun masih terus berlangsung meski harus diakui pandemi Covid-19 sedikit mempengaruhi perkembangan proyek.
“Namun, saat ini akselerasi penyelesaian proyek PLTU Sumsel 8 terus dilakukan,” ujar Pollo, Senin (3/8).
Karena itulah, pihak PTBA masih optimistis target commercial operation date (COD) PLTU Sumsel 8 dapat direalisasikan pada kuartal pertama tahun 2022 nanti.
Sebagai informasi, PTBA menggandeng China Huadian Hongkong Company Ltd untuk membangun PLTU Sumsel 8. Keduanya membentuk perusahaan konsorsium bernama PT Huadian Bukit Asam Power (HBAP). Nantinya, PLTU Sumsel 8 akan membutuhkan batubara sebanyak 5,4 juta ton di tiap tahun.
Dalam catatan Kontan, PTBA telah menyerap belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar Rp 408 miliar per kuartal I-2020.
Sebagian di antaranya digunakan untuk proyek-proyek pengembangan, termasuk pembangunan PLTU Sumsel 8. Adapun total capex yang digelontorkan PTBA di tahun ini sekitar Rp 4 triliun.
Pollo juga menyebut, usai PLTU Sumsel 8 beroperasi pihaknya akan senantiasa mencari dan melakukan penjajakan terhadap peluang-peluang lain di bisnis pembangkit listrik.
Hal ini sebagai bentuk diversifikasi bisnis PTBA yang tak hanya terfokus pada pertambangan batubara saja. “Kami fokus di PLTU dan pembangkit listrik berbasis green energy atau energi baru terbarukan,” tandasnya.
sumber Kontan, edit koranbumn