Meski di tengah pandemi Covid-19, PT Solusi Bangun Indonesia Tbk (SMCB) mampu mencatatkan performa lebih baik pada semester pertama tahun 2020 jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Bahkan SMCB dapat membalikan rugi menjadi untung di paruh pertama tahun ini.
Hingga semester pertama tahun ini, SMCB mencatat peningkatan volume penjualan semen dan terak sebesar 5.291 juta ton atau tumbuh 2% yoy dan mempertahankan pendapatan sebesar Rp 4,51 triliun.
Di sisi lain beban Pokok Pendapatan turun 7,21% karena penyesuaian-penyesuaian pada operasional selama pandemi Covid-19.
Di sepanjang semester I 2020 SMCB juga berhasil mencapai peningkatan Laba Sebelum Bunga dan Pajak Penghasilan sebesar 158,12% menjadi Rp493 miliar dibandingkan Rp 191 miliar pada periode yang sama tahun 2019 serta mencatatkan laba positif sebesar Rp 82 miliar dibandingkan kerugian yang dialami pada semester pertama tahun 2019.
Presiden Direktur Solusi Bangun Indonesia, Aulia Mulki Oemar mengatakan, perusahaan akan terus menerapkan program-program efisiensi dan menjaga arus kas sebagai prioritas selama kondisi belum kembali pulih.
“Banyak proyek-proyek infrastruktur dan perumahan yang tertunda karena anggaran teralih untuk dana kesehatan, namun kami masih bisa meraih peluang dari pasar ritel,” jelasnya dalam keterangan resmi, Senin (3/8).
Oleh karenanya, Aulia melihat saat ini kondisinya masih sangat dinamis. Karena itu, SMCB terus berupaya menjalankan operasional dengan efisien dan terus berinovasi untuk memberikan solusi-solusi yang sesuai dengan kebutuhan pelanggan saat ini.
Komitmen SBI dalam inovasi dan solusi berkelanjutan, juga hadir dalam aspek pemeliharaan lingkungan. Belum lama ini, SBI bersama SIG selaku induk perusahaan melaksanakan peresmian proyek kolaborasi pengelolaan sampah perkotaan menjadi bahan bakar alternatif (refuse-derived fuel/RDF) di Cilacap, Jawa Tengah, 21 Juli 2020 lalu.
Fasilitas yang diresmikan oleh Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan ini merupakan bentuk kerja sama antara SBI dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Pemerintah Denmark, Pemprov Jawa Tengah, dan Pemkab Cilacap.
Pertama didirikan di Indonesia, fasilitas ini mampu mengelola 120 ton sampah per hari, yang akan diolah menjadi 60 ton RDF untuk dimanfaatkan sebagai substitusi sekitar 45 ton baru bara dalam proses produksi semen di pabrik SBI di Cilacap, Jawa Tengah.
Sumber Kontan, edit koranbumn