Bank BNI berupaya membantu sektor usaha kecil dan menengah (UKM) yang terdampak pandemi Covid-19 melalui kredit pemberdayaan ekonomi nasional (PEN). Dalam satu bulan terakhir, penyaluran kredit PEN di wilayah Yogyakarta mencapai hampir Rp 480 miliar.
Head of Regional BNI Yogyakarta, Muhammad Hisyam, mengatakan, upaya yang dilakukan masa pandemi ini antara lain BNI melakukan restrukturisasi pinjaman berupa menunda angsuran. Restrukturisasi dilakukan terutama bagi pelaku ekonomi terdampak pandemi secara langsung khususnya di bidang pariwisata dan tur.
Pada waktu bersamaan, sejak Februari 2020 BNI Yogyakarta telah menggelontorkan kredit PEN. Kredit PEN ditujukan agar pengusaha-pengusaha yang sudah terkena dampak pandemi Covid-19 bisa mendapatkan modal kerja lagi.
“Sampai satu bulan ini wilayah Yogyakarta sudah menyalurkan hampir Rp 480 miliar. Target kami khusus PEN wilayah Yogyakarta bisa menyalurkan sekitar Rp 1,2 triliun sampai dengan September,” kata Hisyam kepada wartawan seusai acara penyerahan hibah bus kampus kepada Universitas Sebelas Maret (UNS), di Gedung Kantor Pusat UNS, Solo, Jawa Tengah, Selasa (4/8).
Sehingga, BNI Kanwil Yogyakarta akan menggenjot penyaluran kredit PEN tersebut agar realisasinya sesuai dengan target.
Hisyam merinci, ada tiga kategori pelaku ekonomi yang terdampak Covid-19. Pelaku usaha besar yang terdampak sekitar 37 persen, sedangkan pelaku usaha menengah hampir 15 persen. Kemudian, pelaku ekonomi terdampak karena proses rantai pasokan (supply chain) terganggu hanya sekitar 5-7 persen.
“Yang terdampak 37 persen itu mayoritas pembiayaan terkait dengan hotel dan industri pariwisata,” ungkap Hisyam.
Hisyam berharap, pelaku usaha yang terdampak Covid-19 bisa bergerak lagi dengan adanya kredit PEN. Jumlah pinjaman yang diberikan bisa sampai dengan Rp 10 miliar. Dari Rp 480 miliar yang telah disalurkan, sekitar 80 persennya merupakan kredit di bawah Rp 1 miliar.