Maraknya penjualan alat tes cepat (rapid test) kit virus corona SARS-CoV2 (Covid-19) di e-commerce tak membuat Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Industri Farmasi Kimia Farma latah ikut menawarkannya. Kimia Farma hanya menyediakan jasa laboratorium untuk memeriksa rapid test masyarakat.
Direktur Utama PT Kimia Farma Apotek Nurtjahjo Walujo Wibowo mengaku pihaknya tidak menjual rapid test kit. Pelayanan rapid test ini tidak tersedia di setiap apotek Kimia Farma melainkan laboratorium klinik di bawah jajarannya.
“Untuk jasa pelayanan rapid test Covid-19 itu memang ada tapi di laboratorium klinik Kimia Farma. Jadi, masih di bawah perusahaan PT Kimia Farma Diagnostika (KFD),” ujarnya
Sementara itu, Direktur Utama PT Kimia Farma Diagnostika (KFD) Adil Fadilah Bulqini menambahkan, pihaknya memberikan layanan pemeriksaan rapid test Covid-19 mulai pekan kedua April 2020. Alat rapid test didapat melalui pembelian kepada suplier/distributor merek High Top.
“Kami beli dari Indofarma. Kami menjual jasa tes untuk pasien walk in datang ke lab klinik dan Klinik KFD sebesar Rp 150.000, sementara untuk pasien di bandara di 13 titik dan pelabuhan laut yang tersebar di lima titik yaitu sebesar Rp 145.000,” katanya
Ia mengklaim kualitas rapid test yang ditawarkan pihaknya telah mengikuti daftar produk yang telah mendapatkan rekomendasi dari Gugus Tugas Percepatan Penanganan Pandemi Covid-19. Animo masyarakat untuk mengikuti tes ini cukup besar, terutama bagi mereka yang harus melakukan perjalanan ke luar kota atau kebijakan dari instansi/perusahaan tempat mereka bekerja yang mewajibkan pegawainya mengikuti pemeriksaan rapid test Covid-19.
“Hingga tanggal 31 Juli 2020, sekitar 125.000 orang yang telah periksa rapid test Covid-19 di lab klinik dan klinik yang dikelola oleh Kimia Farma Diagnostika,” katanya.
Sumber Republika, edit koranbum