Perekonomian Indonesia pada kuartal II-2020 tak berhasil tumbuh positif. Berdasarkan perhitungan Badan Pusat Statistik (BPS), ekonomi Indonesia pada kuartal II-2020 tercatat negatif 5,32% yoy.
Kepala BPS Suhariyanto menjelaskan, Produk Domestik Bruto (PDB) berdasarkan harga berlaku tercatat sebesar Rp 3.687,7 triliun. Sementara PDB berdasarkan harga konstan tahun dasar 2010 sebesar Rp 2.589,6 triliun.
Sementara itu, bila dibandingkan dengan kuartal I-2020, perekonomian pada kuartal II-2020 ini mengalami kontraksi 4,19% secara qtq. “Pergerakan kontraksi memang cukup dalam karena adanya pandemi Covid-19 yang luar biasa buruknya,” kata Kepala BPS Suhariyanto, Rabu (5/8) via video conference.
Suhariyanto kembali menegaskan, kalau Covid-19 ini bagai badai yang memberikan efek domino. Awalnya, memang pandemi ini menyerang masalah kesehatan, akan tetapi ini juga menimbulkan masalah sosial, lalu merembet ke masalah ekonomi, dan dampaknya menghantam seluruh lapisan masyarakat.
“Mulai dari rumah tangga, lalu ke UMKM, dan bahkan hingga tingkat korporasi,” tambahnya.
Suhariyanto juga mengatakan, pertumbuhan ekonomi yang terkontraksi ini juga tak lepas dari kebijakan yang diterapkan oleh pemerintah untuk memutus mata rantai Covid-19 seperti lockdown dan pembatasan sosial berskala besar (PSBB).
Akan tetapi, pemerintah dan otoritas terkait juga telah memberikan stimulus dan berupaya mati-matian untuk mempertahankan agar denyut ekonomi berjalan dan pemulihan baik dari sisi kesehatan dan ekonomi bisa berjalan seimbang walau memang tidak mudah.
Dengan perkembangan tersebut, BPS juga mencatat kalau pertumbuhan ekonomi Indonesia di sepanjang semester I-2020, mengalami pertumbuhan minus 1,26%.
Sumber Kontan, edit koranbumn