PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) merevisi target kinerja tahun ini. Hal tersebut dampak berkurangnya pergerakan penumpang selama pembatasan sosial berskala besar (PSBB).
Sekretaris Perusahaan ASDP Shelvy Arifin menyebutkan penumpang yang menggunakan jasa ferry di 35 pelabuhan yang dikelola perusahaan awalnya ditargetkan sebanyak 52,6 juta.
“Namun dikarenakan adanya kebijakan PSBB akibat pandemi Covid-19 maka dilakukan revisi RKAP 2020 untuk estimasi pergerakan penumpang ditargetkan sebanyak 41,9 juta orang pada tahun ini,” ujarnya
Asal tahu saja, target baru tersebut turun 14,48% dibandingkan realisasi tahun lalu yang mencapai 49 juta.
Karenanya, perusahaan pelayaran pelat merah itu juga merevisi kinerja tahun ini. Pada pos pendapatan, ASDP membidik capaian sebesar Rp 2,54 triliun. Sementara, laba bersih perusahaan ditargetkan mencapai Rp 35 miliar hingga tutup tahun nanti.
Adapun pada awal tahun, perusahaan membidik pendapatan dan laba bersih masing-masing sebesar Rp 3,8 triliun dan Rp 323 miliar.
Sebelumnya, Direktur Utama ASDP Ira Puspadewi bahkan menyebut tidak akan mampu mencetak laba pada tahun ini dan bisa merugi hingga Rp 478 miliar.
Skenario tersebut berdasarkan perhitungan dampak pandemi Covid-19 yang terus berlangsung hingga Desember nanti ditambah dengan penambahan masa pemulihan selama 3 bulan.
Selain kinerja, ASDP juga memangkas anggaran belanja modal atawa capital expenditure (capex) tahun ini. Pada awal tahun, perusahaan menyiapkan anggaran sebesar Rp 1,6 triliun.
“Namun, dikarenakan kondisi pandemi Covid-19, juga dilakukan revisi RKAP 2020 dimana capex menjadi sebesar Rp 1,1 triliun yang mana anggaran terbesar akan dipakai untuk penambahan armada,” paparnya.
Hal tersebut tak lepas dari target perusahaan bahwa dalam 5 tahun pihaknya memerlukan 54 kapal dengan kebutuhan dana Rp 1,8 triliun. Namun, untuk tahun ini ASDP akan membangun satu unit kapal dan dua unit akan delivery tahun ini.
Selain untuk penambahan armada, perusahaan juga berencana merevitalisasi pelabuhan yang akan dilakukan di sejumlah pelabuhan yakni, Ketapang, Gilimanuk, Kayangan, Padangbai dan Lembar. Juga, digitalisasi yang sudah dilakukan di empat pelabuhan utama yaitu Merak, Bakauheni, Ketapang, dan Gilimanuk yang rampung dalam kurun waktu 1,5 tahun.
Sayangnya, Shelvy enggan membeberkan dana yang telah dikeluarkan untuk kegiatan yang telah dilakukannya tersebut.
Sementara, hingga tutup tahun perusahaan akan fokus pada rencana digitalisasi bisnis di pelabuhan. “Setelah sukses di empat pelabuhan utama, selanjutnya proses e-ticketing juga akan dilakukan di Pelabuhan Lembar, Padangbai, Kayangan, Pototano, Ajibata, dan Ambarita,” tutupnya.
Sumber Kontan, edit koranbumn