Kondisi industri semen yang oversupply, ditambah dengan menurunnya permintaan semen membuat sejumlah produsen semen memutar otak. PT Semen Baturaja Tbk (SMBR) misalnya, memulai untuk fokus mengembangkan produk hilir seperti mortar dan white clay.
Direktur Utama Semen Baturaja Jobi Trinanda Hasjim mengatakan, mortar dengan brand Baturaja Mortar akan diluncurkan dan akan dijual secara masal pada semester ini setelah beberapa bulan sebelumnya telah dilakukan market trial di wilayah Bandar Lampung.
“Strategi kita tidak hanya menjual semen, tetapi juga produk turunannya. Mortar dan white clay yang tadinya harus didatangkan dari tempat yang jauh, sekarang bisa dihadirkan di Sumatra dengan biaya pengiriman yang lebih murah dibandingkan dari Pulau Jawa,” terang Jobi saat paparan publik yang digelar secara virtual, Senin (24/8).
Adapun produk Baturaja Mortar hadir dengan lima varian, yaitu mortar acian, pasangan bata ringan, perekat keramik, pasangan bata dan plesteran, serta acian putih. SMBR telah menyiapkan dua unit produksi dengan kapasitas 1,5 ton dan 6 ton per hari yang berlokasi di Pabrik Panjang, Lampung untuk menyuplai Mortar.
Emiten pelat merah ini juga telah mengembangkan fasilitas produksi white clay agar dapat memenuhi target penjualan 50.000 ton tahun ini, sesuai dengan kontrak penjualan yang ditandatangani dengan Pupuk Sriwijaya.
Jobi mengatakan, sepanjang semester pertama 2020 realisasi penjualan white clay mencapai 15.828 ton atau lebih tinggi 7% dari target yang telah ditetapkan pada periode tersebut. Sementara penjualan white clay mencapai 28.550 ton sampai dengan Juli 2020.
Jobi menambahkan, untuk mendorong pengembangan produk hilir ini, pihaknya menyiapkan dana investasi senilai Rp 3,8 miliar, dengan rincian Rp 3 miliar untuk pengembangan white clay dan Rp 800 juta untuk pengembangan mortar.
“Kenapa bisa lebih murah? Karena menggunakan fasilitas eksisting, tinggal plug in ke dalam sistem,” sambung Jobi.
Selain white clay dan mortar, SMBR melalui anak usahanya yakni Baturaja Multi Usaha (BMU) juga telah merambah bisnis bata ringan sambil mempersiapkan produk turunan lainnya seperti fiber cement board (FCB) dan beton porous yang saat ini masih dalam tahap pengujian dan riset pengembangan.