Emiten pelat merah PT Wijaya Karya (Persero) Tbk membidik nilai kontrak baru sebesar Rp21,37 triliun hingga akhir tahun 2020.
Direktur Utama Wijaya Karya Agung Budi Waskito mengatakan, jumlah tersebut telah mempertimbangkan dampak pandemi virus corona terhadap kelangsungan usaha perusahaan. Jumlah tersebut berada dibawah target yanh dipatok pada awal tahun sebesar Rp65 triliun.
Secara rinci, emiten berkode saham WIKA ini menargetkan 44,79 persen nilai kontrak baru berasal dari BUMN. Sebesar 27,3 persen dibidik dari proyek-proyek milik pemerintah.
“Pada kuartal III/2020, pemerintah melaksanakan lelang sejumlah proyek strategis. Kami optimistis akan mendapat hasil yang baik,” ujarnya pada Selasa (25/8/2020).
Selanjutnya, sebesar 22,59 persen nilai kontrak baru ditargetkan berasal dari pihak swasta. Sementara, sisa sebesar 5,31 persen akan berasal dari proyek-proyek yang berada di luar negeri.
Adapun, hingga semester I/2020, WIKA telah mengantongi kontral baru senilai Rp3,41 triliun. Sebanyak Rp1,89 triliun nilai kontrak berasal dari sektor industri, sebesar Rp1,19 triliun disumbangkan proyek Infrastruktur dan gedung.
Selanjutnya, sebanyak Rp311,4 miliar berasal dari proyek properti dan sisanya sebesar Rp17 miliar dari energi dan Industri.
Adapun, berdasarkan pemilik proyek, 49,6 persen nilai kontrak baru yang didapat WIKA berasal dari swasta, disusul oleh pihak pemerintah sebanyak 35,68 persen dan 14,72 persen berasal dari BUMN.
Sumber Bisnis, edit koranbumn