Maskapai Garuda Indonesia memastikan secara bertahap akan terus membuka kembali rute penerbangan. Untuk frekuensi penerbangan, Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra memastikan juga akan menambahnya secara bertahap.
Irfan memastikan saat ini Garuda masih memfinalisasi rencana untuk Oktober 2020. “Kemungkinan besar Oktober 2020 kita akan tambah frekuensinya,” kata Irfan dalam diskusi virtual, Selasa (1/9).
Dia menjelaskan pertimbangan tersebut dilakukan karena pada Oktober 2020 juga terdapat libur panjang. Dengan begitu, Irfan memastikan Garuda Indonesia akan memanfaatkan kesempatan tersebut.
Irfan menambahkan, Garuda akan mengantisipasi jika peningkatan penerbangan pada Oktober 2020 terjadi. “Saya minta untuk ke daerah wisata favorit akan diganti pesawat lebih besar biar sekalian banyak diangkut, jadi lebih fleksibel bagi yang berlibur,” ungkap Irfan.
Meski belum mau membocorkan, Irfan menuturkan akan ada rute baru juga yang kembali dibuka pada Oktober 2020. Khususnya rute-rute yang menuju daerah pariwisata.
“Kenapa kami membuka ke daerah wisata karena kami sepakat dengan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif untuk menghidupkan kembali berlibur di Indonesia saja,” jelas Irfan.
Sebelumnya, PT Angkasa Pura (AP) II (Persero) terus mendorong seluruh stakehonders untuk memaksimalkan slot penerbangan. Terlebih, Direktur Utama AP II Muhammad Awaluddin mengatakan saat ini slot penerbangan sudah terus meningkat sehingga perlu dimaksimalkan.
“Slot penerbangan rata-rata di bandara Angkasa Pura II itu sudah mendekati 40 persen. Khusus di Bandara Soekarno-Hatta sudah sampai 45 persen,” kata Awaluddin usai berbincang dalam program Podcast Republika, Senin (31/8).
Slot penerbangan tersebut menurutnya akan lebih baik jika dapat dimaksimalkan dalam aktivasi rute atau destinasi yang diterbangi maskapai. Begitu juga dengan penambahan frekuensi penerbangan yang digunakan maskapai.
“Seperti sekarang misalnya Garuda Indonesia Jakarta-Kualanamu biasanya bisa satu sampai empat kali sehari. Jakarta-Surabaya bisa satu sampai lima sekali sehari, tapi sekarang kan maskapai masih membatasi frekuensi terbang,” jelas Awaluddin.
Menurutnya, dalam operasionalnya, dalam memaksimalkan slot penerbangan maka suplai dari operasi bandara. Sementara rute destinasi dan frekuensi terbang merupakan tugas dari maskapai.
Sumber Republika, edit koranbumn