PLN terus mempelopori penggunaan kompor induksi di masyarakat. Dalam rangka Hari Pelanggan Nasional yang jatuh pada tanggal 4 September 2020, melalui program PLN Peduli, PLN melaunching “Kampung Listrik PLN Green” di dua lokasi yaitu, Kampung Hijau Kemuning, Keluarahan Binong, Kota Tangerang dan Kampung RW 05 di Kelurahan Batu Ampar, Jakarta Timur.
Pada kesempatan ini, PLN juga memberikan 232 kompor induksi dan melakukan edukasi penggunaan kompor induksi bagi warga di dua Kampung Listrik PLN Green. Kampung ini diharapkan menjadi contoh kampung yang menggunakan kompor induksi secara penuh dalam aktifitas memasak yang dilakukan warganya.
Ketua RW 05 Kelurahan Batu Ampar, Harjati W. S. sebagai perwakilan warga menilai menggunakan kompor induksi lebih nyaman dan aman.
“Semula kami kira kompor listrik barang yang menakutkan, tapi ternyata kompor ini sangat canggih, masaknya cepat, serta ejalan dengan visi hijau ramah lingkungan kampung kami,” ucap Harjati.
Hal senada disampaikan oleh, Suyadi, perwakilan warga Kampung Hijau Kemuning. Dirinya menilai penggunaan kompor induksi lebih fleksibel, bersih dan ramah lingkungan.
“Di tempat kami ada beberapa UMKM juga yang menggunakan kompor induksi, ternyata lebih efisien dan membuat mereka lebih produktif. Untuk yang 1600 Watt, dalam 1 jam cuma habis 1 kwh, biayanta Cuma Rp 1.467 Rp. Murah,” imbuh Suyadi.
Direktur Utama PLN, Zulkifli Zaini menegaskan bahwa PLN terus berkomitmen untuk mendorong penggunaan kompor induksi di masyarakat.
“Ini merupakan komitmen PLN memasyarakatkan electrifying lifestyle dan meningkatkan konsumsi listrik nasional,” ucap Zulkifli.
Dengan melakukan konversi dari kompor gas ke kompor induksi akan meningkatkan konsumsi energi listrik dan energi bersih. Pada tahun 2019, penggunaan listrik per kapita baru mencapai 1.084 kilo Watt hour (kWh) per kapita, PLN menargetkan konsumsi listrik per kapita meningkat menjadi 1.142 kWh.
Selain untuk mendorong energi bersih, konversi dari kompor gas ke kompor induksi juga akan menghemat anggaran subsidi LPG yang telah dianggarkan sebesar Rp 50,6 Triliun pada APBN 2020. Selain itu konversi ini juga meningkatkan ketahanan energi nasional karena mengubah penggunaan energi berbasis impor menjadi energi berbasis lokal.